untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan

Dalamberpikir dengan metode ilmiah, seseorang diharuskan untuk berpikir secara kritsis, analitis, objektif, logis dan konseptual agar bisa memperoleh penyelesaian masalah yang tepat. Data yang diperoleh dari melakukan percobaan kemudian dianalisis untuk membuktikan apakah terdapat fakta- fakta yang mendukung hipotesis. 5. Penarikan kesimpulan Dilansirdari Encyclopedia Britannica, untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan eksperimen. Categories Tanya Jawab Post navigation Sebelum meletus, gunung akan menunjukkan beberapa tanda-tanda yang dapat diamati. Dilansirdari Encyclopedia Britannica, untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan eksperimen. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Bahan berikut yang tidak beracun adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Metodepenelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis Belajar bagaimana teknik dan cara bertanya untuk memperoleh informasi yang diperlukan 4. Merancang alur pertanyaan kuesioner Frau Sucht Mann Sie Meint Es Ernst. Telah Dibaca 184 tuliskan bilangan berikut dalam bentuk biasa Teman-teman berikut adalah soal dan jawaban untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan Pertanyaan Berikut ini adalah langkah-langkah dalam metode ilmiah. 1. Merumuskan masalah 2. Mengumpulkan data 3. Melakukan eksperimen 4. Merumuskan hipotesis 5. Menarik kesimpulan Urutan metode ilmiah yang benar adalah … a. 1, 2, 3, 4, 5 b. 1, 2, 4, 3, 5 c. 1, 4, 2, 3, 5 d. 1, 4, 3, 2, 5 e. 4, 1, 2, 3, 5 Pembahasan Sebelum melakukan kegiatan ilmiah, seorang ilmuwan harus mempunyai suatu perencanaan percobaan/eksperimen. Eksperimen dalam suatu kerja ilmiah diperlukan untuk membuktikan kebenaran tentang penemuan-penemuan agar dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan eksperimen merupakan salah satu pedoman kerja sebelum melakukan suatu eksperimen untuk memecahkan masalah dengan metode ilmiah. Rangkaian kerja metode ilmiah secara umum mengikuti langkah-langkah sebagai berikut 1. Menentukan/merumuskan masalah, 2. Menyusun kerangka berpikir, 3. Menyusun hipotesis, 4. Menguji hipotesis melalui eksperimen/percobaan, 5. Menganalisis data, dan 6. Menarik kesimpulan. Dengan demikian, maka urutan metode ilmiah yang benar adalah 1, 4, 3, 2, dan 5. Jadi, jawaban yang tepat adalah D. Semoga tuliskan Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada pelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif Moleong, 2007320. Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability Sugiyono, 2007270. Agar data dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data, adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan 1. Credibility Uji credibility kredibilitas atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan. a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas. c. Triangulasi Wiliam Wiersma 1986 mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu Sugiyono, 2007273. 1 Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan member check dengan tiga sumber data Sugiyono, 2007274. 2 Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar Sugiyono, 2007274. 3 Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya Sugiyono, 2007274. d. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya Sugiyono, 2007275. e. Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya Sugiyono, 2007275. f. Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan Sugiyono, 2007276. 2. Transferability Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil Sugiyono, 2007276. Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbedavaliditas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan. 3. Dependability Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan. 4. Confirmability Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Karakteristik Obyek Penelitian 1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Bululumba merupakan daerah otonomi tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki karakteristik tersendiri yang tentunya berbeda dengan kabupaten lain yang ada di provinsi Sulawesi Selatan. a. Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba Selamat datang di “Butta Panrita Lopi “Kabupaten Bulukumba, kalimat ini akan menjemput kita ketika akan memasuki kota Bulukumba. Kalimat kata” Butta Panrita Lopi” mempunyai arti yang jika dipenggal perkalimat dari setiap kata adalah Butta artinya Tanah, sedangkan Panrita artinya Ahli membuat, sementara Lopi mempunyai arti Perahu. Sehingga kalimat tersebut jika digabungkan mempunyai arti Bulukumba adalah tempat ahlinya pembuat perahu, yakni pembuat perahu tradisional Phinisi. Disamping sebagai ahli pembuat perahu, juga ahli berlayar yang berani menantang kerasnya ombak di lautan; ”takkujunga bangunturu akugunciri gulingku kualleangi tallanga na toalia” bila tekadku sudah bulat kupasang kemudiku kukembangkan layarku lebih baik tenggelam daripada kembali ke daratan" Bulukumba berasal dari kata Bulukumupa dan pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan menjadi Bulukumba. Mitologi penamaan “Bulukumba“, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Bulu’ku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama “Tanahkongkong“, disitulah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. “Bangkeng Buki” secara harfiah berarti kaki bukit, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian Timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari Barat sampai ke Selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumba”. Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten. Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada ahli sejarah dan budaya, maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Bulukumba. Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan Bupati Pertama yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960. b. Kondisi Geografis dan Klimatologi Secara wilayah, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km. Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith -Ferguson tipe iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembab atau agak basah. Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober-Maret dan musim rendengan antara April-September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Stasiun Bettu, Stasiun Bontonyeleng, Stasiun Kajang, Stasiun Batukaropa, Stasiun Tanah Kongkong, Stasiun Bontobahari, Stasiun Bulo–bulo dan Stasiun Herlang. Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah. Curah hujan di Kabupaten Bulukumba sebagai berikut 1 Curah hujan antara 800-1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari. 2 Curah hujan antara 1000-1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro. 3 Curah hujan antara 1500-2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang. 4 Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang. c. Topografi, Geologi, dan Hidrologi Keadaan Kabupaten Bulukumba. Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale. Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 sampai dengan di atas 500meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale. Kabupaten Bulukumba merupakan daerah yang potensial mengalami bencana kegempaan dan tsunami. Sebelah Timur Bulukumba terdapat zona pemekaran dasar laut Teluk Bone yang berpotensi menimbulkan tsunami. Sedang di daratan Kabupaten Bulukmba terdapat sesar Walenae yang berpotensi menggerakkan daratan berupa gempa bumi. Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba merupakan daerah yang dilalui sesar Walanae yang berpotensi terjadinya gempa bumi. Begitu juga dengan Teluk Bone yang berda di sebelah timur Kecamatan Rilau Ale berpotensi menimbulkan tsunami. Dasar laut Teluk Bone merupakan zona pemekaran yang sangat rentang terhadap tsunami. Di wilayah ini terdapat palung sebagai indikasi pemekaran dasar laut tersebut. Sungai di Kabupaten Bulukumba ada 32 aliran yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang adalah sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas Ha. d. Kondisi Demografis Penduduk Kabupaten Bulukumba hingga akhir tahun 2016 berjumlah jiwa. Hal tersebut dilansir pada situs resmi Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bulukumba. Penduduk kota Butta Panrita Lopi tersebut tersebar di 10 kecamatan. Berikut jumlah penduduk 10 kecamatan di Bulukumba yang dikutip pada situs resmi BPS. Kecamatan Gantarang jiwa, Kecamatan Ujung Bulu jiwa, Kecamatan Ujung Loe jiwa, Kecamatan Bontobahari jiwa, Kecamatan Bontotiro jiwa. Kecamatan Herlang jiwa, Kecamatan Kajang Kecamatan Bulukumpa jiwa, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Kindang 2. Deskripsi Khusus Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba Sebagai Lokasi Penelitian. a. Sejarah terbentuknya Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Jumlah Sekolah Dasar yang berada dalam tanggungjawab Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba yang berada di kecamatan Ujungbulu adalah 22 sekolah, yang terdiri dari 21 sekolah Negeri dan 1 sekolah Swasta. Dari 22 sekolah tersebut dibagi menjadi 4 Wilayah. Wilayah I terdiri dari 6 sekolah, Wilayah II terdiri dari 5 Sekolah, Wilayah III terdiri dari 5 Sekolah, dan Wilayah IV terdiri dari 6 sekolah. Pada awal terbentuknya, sekolah yang berada dalam wilayah kepengawasan Wilayah III Kecamatan Ujungbulu adalah SDN 1 Terang-Terang, SDN 2 Terang-Terang-Terang, SDN 3 Kasimpureng, SDN 24 Salemba, dan SDN 171 Loka. Namun pada tahun pelajaran 2013/2014 sekolah yang berada dalam Wilayah III tersebut dirombak kembali dengan alasan penyebaran jumlah guru yang tidak merata dari beberapa wilayah kepengawasan di kecamatan Ujungbulu. Dari hasil perombakan tersebut akhirnya SDN 171 Loka yang sebelumnya berada di Wilayah III ditukar dengan SDN 4 Bentenge yang berada di Wilayah II. Sehingga saat ini sekolah yang masuk dalam wilayah III adalah SDN 1 Terang-Terang, SDN 2 Terang-Terang, SDN 3 Kasimpureng, SDN 4 Bentenge, dan SDN 24 Salemba. b. Profil SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Sekolah Dasar Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari lima sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel Profil SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu No Nama Sumber Bagian Kurikulum masing-masing sekolah yang menjadi tempat penelitian c. Daftar Guru yang Menjadi Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini merupakan guru kelas III dan kelas VI yang telah sertifikasi dan mengimplementasikan kurikulum 2013. Adapun daftar guru yang menjadi informan penelitian dapat dilihat pada Tabel Tabel Guru Sertifikasi SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Sumber Bagian Kurikulum masing-masing sekolah yang menjadi tempat penelitian B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keraguan yang dialami peneliti terhadap tingkat kompetensi yang dimiliki guru kelas yang sudah sertifikasi dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang rekomendasikan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh karena itu, untuk menjawab keraguan tersebut maka peneliti berusaha untuk melakukan penelitian agar dapat mengungkap fakta yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Akhirnya peneliti menetapkan dua dimensi yang perlu diungkap dalam penelitian ini yaitu 1. Gambaran Kompetensi Guru Kelas di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba Pelaksanaan standar kompetensi guru selama penelitian berlangsung pada proses pembelajaran memperlihatkan kemampuan seorang guru dalam menerapkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dianut dalam pelaksanaan profesi sebagai guru. Standar kompetensi guru merupakan suatu ukuran yang ditetapkan sebagai bentuk kelayakan guru menjalankan tugasnya yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan sesuai bidang keahlian yang diampu. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, pelaksanaan standar kompetensi guru terlaksana sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Adapun rincian setiap standar kompetensi pada saat pengamatan yang berlangsung dalam proses pembelajaran sebagai berikut a. Kompetensi pedagogik yang terdiri dari aspek 1 menguasai karakteristik peserta didik, 2 pengembangan kurikulum, 3 memahami dan mengembangkan potensi, 4 komunikasi dengan peserta didik, 5 penilaian dan evaluasi. b. Kompetensi kepribadian yang terdiri dari aspek 1 bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional, 2 menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, 3 etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru c. Kompetensi sosial yang terdiri dari aspek 1 bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif, 2 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga pendidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat d. Kompetensi profesional yang terdiri dari aspek 1 penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2 mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif. Dalam penelitian ini, peneliti telah menetapkan 5 orang guru kelas yang sudah sertifikasi dan mengajar di kelas III dan VI sebagai informan penelitian dengan alasan bahwa guru kelas yang mengajar di kelas III dan VI baru satu tahun mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang dilakukan selama tiga kali pertemuan atau tatap muka terhadap masing-masing informan, peneliti menemukan gambaran yang cukup signifikan dan meyakinkan bahwa guru kelas di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba memiliki tingkat kompetensi yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh peserta didik. Temuan ini didasarkan dari hasil kegiatan observasi sebelum, selama, dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam mengungkap fakta di lapangan selain melakukan pengamatan, peneliti juga mengambil data dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan penelitian. Adapun hasil wawancara dari pertanyaan yang diajukan peneliti kepada JN 38 tahun guru kelas VI SDN 3 Kasimpureng terkait komponen kompetensi pedagogik guru dalam membedakan karakteriktik peserta didik, beliau menjawab dengan lugas, bahwa Strategi yang saya lakukan untuk membedakan karakteristik dari setiap peserta didik di kelas yaitu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya. Hasil catatan itu saya jadikan referensi untuk mengenali secara spesifik setiap siswa saya agar dalam penentuan starategi, metode dan PertanyaanSegala informasi yang diperoleh berdasarkan penelitian dengan metode ilmiah dinamakan …Segala informasi yang diperoleh berdasarkan penelitian dengan metode ilmiah dinamakan …OpiniDataPendapatHasilProdukPembahasanDalam penelitian / percobaan dengan metode ilmiah, informasi - informasi yang diperoleh disebut dengan data. Data ini dapat bersifat kualitatif terdiri dari informasi secara umum / general setelah melaksanakan metode ilmiah dan kuantitatif yang dibandingkan hasilnya secara teoretis dengan pengukuran tertentu.Dalam penelitian / percobaan dengan metode ilmiah, informasi - informasi yang diperoleh disebut dengan data. Data ini dapat bersifat kualitatif terdiri dari informasi secara umum / general setelah melaksanakan metode ilmiah dan kuantitatif yang dibandingkan hasilnya secara teoretis dengan pengukuran tertentu.Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!87 Produk-produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu aplikasi dari ilmu pengetahuan. Mulai dari matematika, kimia, fisika, biologi, astronomi merupakan beberapa dari ilmu pengetahuan yang dapat membantu kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan diperoleh melalui penelitian secara sistematis yang dinamakan metode ilmiah. Metode ilmiah mensyaratkan pendekatan secara rasional yang konsisten dengan hukum atau teori yang ada dan harus diuji melalui percobaan. Metode ilmiah pun memiliki beberapa karakteristik yang harus dipenuhi yaitu bersifat kritis dan analitis, bersifat logis, bersifat obyektif, bersifat konseptual, dan bersifat empiris. Seorang ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk mengenali suatu masalah. Ilmuwan tersebut juga harus memikirkan kemungkinan pemecahan masalah dan emnguji setiap kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam penelitiannya. Berikut merupakan langkah-langkah dari metode ilmiah yang dapat dipenuhi oleh ilmuwan tersebut. 1. Mengadakan Pengamatan Pengamatan suatu percobaan dilakukan pada saat keadaan dapat dikendalikan agar diperoleh data yang sama jika percobaan diulang. Data yang diperoleh dapat berupa data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka dan data kuantitatif, yaitu data yang dapat ditampilkan dalam bentuk angka atau bilangan. 2. Merumuskan Hipotesis Data yang diperoleh saat melakukan pengamatan, dipelajari fenomena yang terjadi secara utuh agar keputusan sementara dapat diambil disebut hipotesis. Merumuskan hipotesis memerlukan pengetahuan dan penalaran karena harus didasarkan pada teori yang mendukung kegiatan percobaan tersebut. 3. Melakukan Pengujian Hipotesis Kebenaran hipotesis dapat diketahui dengan melakukan percobaan di laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis atau tidak sesuai dengan hipotesis. Oleh karena itu, jika tidak sesuai dengan hipotesis, maka terdapat kemungkinan terjadi kesalahaan pada percobaan atau hipotesisnya. 4. Menarik Kesimpulan Hipotesis yang teruji kebenarannya melalui percobaan yang dilakukan berulang kali, dapat dijadikan dasar untuk menyusun teori. Teori merupakan gabungan dari prinsip-prinsip yang tersusun dari beberapa hukum. Teori akan diuji secara terus-menerus. Jika hipotesis tidak terbukti akan menjadi dasar terbentuknya teori baru dan mungkin dapat mengoreksi teori-teori sebelumnya. 5. Membuat Laporan Laporan berguna untuk mendapatkan saran dan koreksi jika diperlukan. Selain itu, Laporan dibuat agar ahli lain tidak melakukan hal yang sama karena akan menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya. Laporan ini biasanya diterbitkan dalam majalah ilmiah jurnal. Langkah-langkah tersebut sangat membantu bagi ilmuwan untuk melakukan suatu penelitian karena dari setiap langkah tersebut berhubungan dengan langkah sebelum dan sesudahnya dan membuat penelitian berlangsung secara sistematis dan terstruktur.

untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan