seorang guru sedang menjelaskan pelajaran dikelas sikap yang benar adalah
Oleh Olifia Rombot, S.Sos., M.Pd. A.Latar Belakang Masalah Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
Gurusangat terlibat dengan proses mengajar-belajar. Istilah proses mengajar “ belajar ( PMB) lebih tepat daripada proses belajar mengajar ( PBM), alasanya karena dalam proses yang harus aktip duluan adalah guru lalu di ikuti aktivitas siswa (belajar ) bukan sebaliknya. Barlow seorang pakar psikologi pendidikan (1985) dan Good & Brophy (1990
Konsekwensinyabidang studi yang dipegang guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau anak didiknya.
9 Memberikan Motivasi. Memotivasi dapat diartikan sebagai upaya seorang guru untuk mendorong siswanya untuk melakukan perbuatan tertentu. Khususnya tentu pada saat siswa sedang belajar khususnya perbuatan belajar. Jika tidak ada pemahaman psikologi pendidikan yang cukup memadai, maka guru akan mengalami kesulitan.
Membuatcontoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari secara berkelompok. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif
Frau Sucht Mann Sie Meint Es Ernst. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya24 Januari 2022 1652Hallo Aura, kakak bantu jawab ya. Jawaban dari pertanyaan diatas adalah C. Mendengarkan dan menyimak dengan baik. Mendengarkan dan menyimak dengan baik penjelasan guru atau ustadz adalah cara orang-orang sholeh terdahulu untuk mendapatkan keberkahan ilmu dengan memuliakan gurunya. Dan termasuk adab dalam mencari ilmu. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si murid. Jadi, jawaban dari pertanyaan diatas adalah C. Mendengarkan dan menyimak dengan baik. Semoga membantu.
Penulis Sunanto, GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI, INSTRUKSI, DAN DEMONTRASI SAAT PEMBELAJARAN MOTORIK ANAK PRASEKOLAH Seorang guru yang mengajar pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah tentu harus mengetahui caranya bersikap saat pembelajaran berlangsung. Mengajar pembelajaran motorik berbeda jauh dengan mengajar pembelajaran kognitif maupun afektif, baik dari sikap guru, metode mengajar yang dipakai, maupun suasana dan kondisi belajar yang dialami oleh anak. Oleh karena itu, sebelum menentukan program pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah, seorang guru harus mengetahui caranya bersikap di tengah mereka. Dalam konteks itu, perlu juga memperhatikan mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan seuatu yang harus dipersiapkan sebelum proses pembelajaran motorik berlangsung. Hal itu meliputi tiga hal pokok, yaitu pemberian motivasi, penyajian dempnstrasi, dan pemberian instruksi. Pada bab ini, akan dijelaskan secara terperinci mengenai sikap guru dalam memberikan motivasi, instruksi, dan demonstrasi saat pembelajaran motorik di sekolah. Penjelasan pada bab ini dinilai sangat pentingkarna dari sinilah, guru akan betul-betul memahami cara mengaplikasikan teori pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah. A. Memotivasi Motorik Anak Sikap pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah adalah memotivasi motorik para anak. Banyak guru yang tidak menyadari mengenai pentingnya pemberian motivasi motorik kepada para anak ketika pembelajaran berlangsung. Tidak sedikit diantara guru yang justru mengabaikan masalah motivasi. Padahal, motivasi motorik para anak dalam pembelajaran motorik menjadi faktor penentu keberhasilan mereka dalam menjalankan segala rangkaian dan proses pembelajaran. Meskipun mengikuti pembelajaran mereka tidak berkenan berlatih atau melakukan praktik. Jika pun berlatih, itu tidak dilandasi dengan keseriusan yang tinggi. Sebagai contoh, jika pembelajaran motorik tersebut berupa pendidikan jasmani yang diterapkan dalam bentuk olahraga sepak bola maka mereka akan menunjukkan beberapa hal, seperti tidak menendang bola secara benar serius, tidak berlari mengejar bola, dengan berlari kencang, tidak bergairah dalam menangkap bola, tidak menggiring bola memenendang seenaknya, sserta tidak bersemangat dalam mencetak gol ke gawang lawan. Oleh karena itu, sebagai akibatnya, hasil motorik yang diperoleh para anak tidak akan maksimal. Dalam hal ini seorang guru akan dianggap gagal dalam menerapkan pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah. Sebaliknya, seorang anak yang mendapat motivasi penuh dari gurunya dalam pembelajaran motorik akan selalu menghabiskan waktu dan usahanya untuk melakukan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Anak tersebut akan berlatih lebih serius, serta melakukan praktik dan melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan konsentrasi, sehingga mendapatkan keterampilan motorik yang maksimal. Selain itu, motivasi yang diberikan oleh guru kepadanya dalam pembelajaran motorik akan dapat mengarahkan kepada pembelajaran yang lebih efektif. Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara memberikan motivasi kepada para anak ketika pembelajaran motorik berlangsung? Intinya, memberikan motivasi dalm pembelajaran motorik tidak hanya dengan motivasi lisan. Namun, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam memotivasi mereka, yang dilakukan dengan dua cara, yakni memperkenalkan keterampilan serta menetapkan tujuan belajar. Adapun penjelasan detail mengenai kedua cara tersebut adalah sebagai berikut. 1. Memperkenalkan Keterampilan Cara pertama yang dapat dilakukan oleh guruuntuk memberikan motivasidalam pembelajaran motorik adalah memperkenalkan keterampilan. Cara ini harus dilakukan sebelum pembelajaran motorik dilakukan, atau diperkenalkan kepada para anak pada awal pembelajaran motorik agar mereka termotivasi sejak awal hingga akhir. Jangan sampai memperkenalkan keterampilan setelah pembelajaran dilakukan. Dan, supaya tujuan tersebut tercapai, maka upaya memperkenalkan harus dikaitkan dengan dua hal utama, yaitu a. Makna keterampilan dan pembelajaran, serta b. Manfaat keterampilan tersebut bagi para anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran motorik. Para ahli dalam dunia pendidikan meyakini bahwa memberikan penjelasan tentang manfaat suatu keterampilan akan menjadikan para anak memiliki tujuan dan arah yang tepat dalam belajar. Artinya, mereka akan mengerti tujuan pembelajaran motorik yang sedang dijalankan. Sebagai contoh, dalam pelajaran agama yang dijalankan secara motorik, para anak akan mengetahui manfaat sikap tolong-menolong antar sesame manusia. Saling memberi, saling menghormati keyakinan, gotong royong dan sebagainya. Selain manfaat motorik yang diajarkan, guru juga harus menjelaskan tetang cara keterampilan itu ditampilkan dalam tingkat yang sebenarnya. Hal in akan meningkatkan motivasi para anak dalam mengikuti pembelajaran dan menjalankan semua tugas yang diberikan. Contoh sederhana, pemutaran video sepak bola Liga Inggris yang menampilkan klub-klub besar dengan gaya permainan yang sangat memukau. Di kelas yang sedang belajar sepak bola, guru mesti menyadarkan para anak permainan sepak bola sangatlah menyenangkan. Dengan pengetahuan dan kesadaran semacam itu, mereka akan menerima rangsangan motivasional agar selalu belajar dengan giat, sehingga mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. 2. Menetapkan Tujuan Belajar Guru juga bisa memberikan motivasi motorik kepada para anak dalam pembelajaran motorik dengan cara menetapkan sasaran atau tujuan belajar motorik. Sebenarnya, tidak hanya guru yang dapat menetapkan sasaran atau tujuan berlajar motorik. Penetapan sasaran atau tujuan belajar motorik pun bias dilakukan oleh beberapa pihak, yaitu guru sendiri, guru bersama para anak, serta anak sendiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para praktisi pendidikan memberikan gambaran bahwa para anak yang diminta menetapkan tujuan belajar sendiri justru menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dari pada anak yang hanya diminta melakukan tugas belajar tujuannya telah ditetapkan oleh seorang guru. Sebab, dalam pembelajaran motorik, ketika seorang anak menetapkan tujuannya sendiri, maka penetapan tersebut akan memberi pengaruh luar biasa terhadap perkembangan motorik, semangat, serta perjuangannya. Sebagai contoh, seorang anak menetapkan tujuan agar menjadi pemain yang baik dalam tim sepak bola sekolah, sehingga dapat menjadi juara dalam setiap ajang kompetisi antar sekolah. Penetapan tujuan tersebut akan membuatnya semakin giat berlatih, serta selalu melaksanakan arahan guru dan pelatih dengan cermat. Oleh karena itu, guru yang mengadakan pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah sebaiknya meminta kepada mereka supaya mencoba menetapkan tujuan pembelajaran motorik sendiri. Tentunya, tidak cukup sampai disana, guru pun mesti meminta mereka berjanji agar berjuang sekuat tenaga dalam menggapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara semacam itu dapat menjadi motivasi yang sangat kuat bagi para anak dalam pembelajaran motorik. Meskipun demikian, setiap guru yang mengadakan pembelajaran motorik harus menyadari bahwa tujuan yang ditetapkan oleh para anak bisa dicapainya hanya melalui latihan dan usaha bersama, serta dengan dukungan dan bimbingan guru secara intens. Apabila Selain itu saat menetapkan tujuan pembelajaran motorik, yang harus diingat adalah kemampuan para anak. Artinya, tujuan pembelajaran motorik mesti disesuaikan dengan kemampuan mereka dan guru. Kesesuaian antara tujuan dan kemampuan sangat penting diperhatikan karena tujuan yang terlalu tinggi dan tidak dapat dicapai justru akan meruntuhkan minat mereka. Sebaliknya, tujuan yang terlalu rendah dan mudah akan menurunkan motivasi. 3. Pengetahuan Tentang Hasil Banyak penelitian yang menyumbangkan konsep bahwa “belajar sendiri tidak membuat pembelajaran menjadi sempurna” adalah penelitian tentang pembuatan garis pada orang orang yang ditutup matanya. Ketika tidak diberitahu tentang hasil dari apa yang dikerjakan, anak tidak akan memperlihatkan kemajuan dalam latihannya. Maka, guru harus menyadari tentang hasil dalam proses pembelajaran motorik. Istilah pengenalan hasil atau pemberitahuan hasil ini biasanya digunakan untuk menggambarkan umpan balik yang diberikan oleh sumber eksternal guru atau melalui usaha anak sendiri. Pengetahuan hasil, menurut Knapp 1976, dalam praktiknya bertindak sebagai pedoman bagi para pembelajar dalam praktik-praktik berikutnya serta berfungsi sebagai dasar pemilihan tentang apa yang baik dalam pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya pengetahuan tersebut, anak akan segera melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap gerak- gerakannya, sehingga mengarah pada gerakan yang pergerakan lebih benar secara teknis. Pergerakan yang benar yang dilakukan berulang-ulang akan mengarah pada tercapainya tingkat otomatis secara lebih cepat. Beberapa hasil penelitian sejauh ini mengarahkan para peneliti untuk menyimpulkan bahwa umpan balik tambahan memberi manfaat pada anak. Karna dapat meningkatkan motivasi anak, karena dapat meningkatkan motivasi anak dan memperbaiki tingkat perhatian pada tanda-tanda yang tepat. Salah satu tambahan dari informasi tambahan tersebut adalah adanya kecenderungan untuk terlalu mengandalkannya. Untuk menghindarinya, maka tanda-tanda tersebut harus dihilangkan pada suatu tahap yang tepat. B. Membentuk Instruksi Kepada Para Anak Sikap kedua yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah adalah memberi instruksi kepada para anak. Pemberian instruksi dari seorang guru kepada mereka termasuk salah satu prosedur tetap dalam setiap pembelajaran motorik. Instruksi tersebut bisa diberikan secara lisan diucapkan maupun tulisan. Instruksi dalam pembelajaran motorik bertujuan memberikan informasi tetntang aspek yang paling penting dari suatu keterampilan yang sedang dipelajari dan diperaktikkan. Namun, yang harus diingat oleh guru ketika mengadakan pembelajaran mototrik adalah informasi yang dapat ditangkap oleh system memori sangat terbatas. Jika seorang guru memberikan instruksi terlalu banyak kepada para anak, mereka akan sulit menangkap instruksi yang diberikan karna memori otak tidak sanggup menampung semua instruksi. Dalam hal ini, banyaknya pemberian instruksi haruslah tetap diperhitungkan. Instruksi seorang guru yang terlalu banyak dalam pembelajaran motorik akan segera terlupakan oleh para guru bentuk lisan pun kadang dibatasi oleh ketepatan dan kebenarannya. Atas dasatr itu, guru yang memberikan instruksi kepada para anak dalam pembelajaran motorik harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. 1. Instruksi yang diberikan kepada para anak haruslah singkat dan bersifat langsung. Jangan sampai memberikan instruksi melalui orang kedua. Misalnya, dalam permainan sepak bola, seorang guru olahraga harus memberikan instruksi secara langsung kepada para anak pemain ketika permainan berlangsung. Instruksi itu harus singkat, misalnya “mundur kebelakang”, “kawal pemain nomor 8”, “setiap kali mendapatkan bola”, “berikan kepada pemain nomor 5”, dan lain sebagainya. 2. Instruksi harus ditekankan pada satu atau dua konsep umum. Contohnya, dalam pelajaran olahraga sepak bola, jika guru melihat para anak bermainjelek tanpa kerja sama, maka ia cukup memberikan instruksi dengan berucap, “setiap kalimemperoleh bola umpankan pada kawan yang berada pada posisi bebas, jangan bawa sendiri”. 3. Guru harus memberikan instruksi yang bermakna dan menghubungkannya denga sesuatu yang telah dipelajari oleh anak sebelumnya. Jika mereka belum menerima teori sebelum praktik, maka jangan memberikan instruksi mengenai teori baru saat praktik. 4. Memberikan instruksi yang paling cocok terlebih dahulu, kemudian susulkan detailnya bersamaan dengan pelaksannan latihan. Semua metode pemberian instruksi dalam pembelajaran motorik akan sangat relvan bagi para anak, terutama jika yang dihadapi adalah para anak pemula. Jadi memberikan instruksi kepada para anak dalam pembelajaran motorik merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh setiap guru. Tujuan utamanya adalah mereka mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang keterampilan motorik yang akan dan sedang dipelajari. Selain itu, kemampuan ini akan memperjelas cara dan metode dalam mencapainya. C. Penyajian Demonstrasi Hal ketiga yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah adalah menyajikan demonstrasi kepada para anak. Demonstrasi merupakan media yang paling baik dalam pembelajaran motorik. Dalam hal ini, mereka lebih mudah memahami aplikasi pembelajaran motorik dengan penyajian demonstrasi karna menggunakan alat-alat bantu visual, seperti gambar, klip film, video, atau demonstrasi secara langsung yang dilakukan oleh guru. Demonstrasi dalam pembelajaran motorik sangat mutak dilakukan karna pemahaman para anak terhadap keterampilan motorik yang sedang dipelajari tidak cukup disajikan diajarkan dengan kata-kata, tetapi lebih baik dikuatkan oleh gambaran yang nyata tetntang gerakan yang akan dipelajari. Pembelajaran mengamati berarti para anak menambah informasi dengan hanya mengamati penampilan orang lain. Prosedur inimerupakan bagian dari upaya membuat mereka bisa mengamati observational learning. Setelah itu mempraktikkan secara nyata. Adapun yang harus diingat adalah hasil pembelajaran motorik-terutama dalam latihan tahap awal-timbul dari aktivitas mengamati dan menirukan aksi orang lain. Sementara itu, model atau demonstrasi yang ditampilkan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu dilakukan oleh guru, dikerjakan oleh kawan anak lain, serta memakai alat atau film. Pada prinsipnya, siapapun yang menyajikan demonstrasi tidak menjadi masalah. Hanya saja, yang menjadi titik tekan adalah demonstrasi yang disajikan harus menampilkan gambaran dari keterampilan yang sedang dipelajari para anak dan akan diperaktikkan oleh mereka setelah mengamati demonstrasi. Berdasarkan demonstrasi yang diamati, para anak akan mendapatka beberapa manfaat. Selain memungkinkan mereka memperoleh gambaran tentang gerakan motorik yang akan dipelajari dan diperaktikkan, hal ini juga memberikan gambaran ideal tentang usaha yang harus dilakukan anak agar mendapat hasil yang maksimal. Saat demonstrasi, guru harus mendorong para anak agar memperhatikan demonstrasi tersebut secara saksama. Pasalnya, peragaan demonstrasi tidak akan efektif dalam pembelajaran motorik apabila mereka sebagai pengamat tidak memberikan perhatian penuh. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru guna mendorong para anak ketika demonstrasi. Pertama, para anak harus didorong penuh agar memberikan perhatian terhadap demonstrasi atau gerak yang ditampilkan. Kedua, para anak didorong supaya merekam gambaran yang muncul dalam demonstrasi. Ketiga, para anak harus didorong agar dapat menampilkan atau melakukan sendiri, sebaimana yang mereka amati dalam demonstrasi. Selain ketiga langkah tersebut, hal yang tidak kalah pentingnya dilakukan adalah guru mesti menunjukkan berbagai hal penting saat demonstrasi. Misalnya, dalam pelajaran seni tari, guru harus menunjukkan dalam demonstrasi dan menekankan cara tangan bergerak atau kaki dikoordinasikan dengan tangan selama tahap tertentu dari gerak yang sedang dipelajari. Cara semacam ini akan membuat para anak dapat menguasai keterampilan motorik dengan sangat mudah sesuai tujuan yang diinginkan. Disisi yang lain, sebagai pegangan untuk mengoptimalkan pemberian demonstrasi kepada para anak dalam pembelajaran motorik, sebaiknya guru berpedoman dalam empat hal berikut ini. 1. Guru harus mendorong para anak agar mengamati contoh demonstrasi yang diberikan dengan perhatian penuh. 2. Ketika demonstrasi diamati oleh para anak, guru mesti menyampaikan informasi sebanyak mungkin yang di proses oleh kemampuan mereka. 3 Demonstrasi bisa memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap keterampilan yang sedang dipelajari, asalkan demonstrasi tersebut disajikan lebih dari sekali. 4. Alangkah kebih baik jika dapat menampilkan demonstrasi yang diperagakan oleh guru atau kawan anak, bukan dalam bentuk film. Diskusikan tugas dan latihan ini bersama dengan teman Anda! 1. Hal apa yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah? 2. Sikap apa yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah? 3. Apa yang di maksdu Demonstrasi dalam pembelajaran motorik? 4. Apa tujuan motorik bagi anak usia dini? 5. Apa yang maksud pembelajaran motorik anak usia dini?
Halo Semesta, kakak bantu jawab ya Jawabannya adalah c. mendengarkan dengan baik. Yuk simak penjelasannya. Guru adalah orang yang memiliki pengetahuan lebih dan mampu mengajarkannya kepada murid. Walaupun sekecil apapun yang diajarkan, guru tetaplah guru yang harus dihargai dan dihormati dengan mendengar dan menyimak materi yang sedang di terangkan. Hal ini merupakan salah satu sikap menghormati guru dan ini wajib di lakukan agar mendapatkan keberkahan ilmu. Az-Zarnuji mengatakan “Ketahuilah, Seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat ilmu yang bermanfaat, kecuali ia mau mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan menghormati keagungan Dengan demikian, sikap yang benar ketika guru sedang menjelaskan pelajaran di kelas adalah → c. mendengarkan dengan baik. Semoga membantu
seorang guru sedang menjelaskan pelajaran dikelas sikap yang benar adalah