permainan tradisional sumatera utara

KPOTImendata permainan tradisional yang ada di Sumut. Agustin mengatakan sejauh ini sudah ada 7 permainan tradisional yang terdata di Sumatera Utara yang memiliki keunikan dan nilai nilai filosofi antaranya yaitu, Datuk Husip, Marhorbo Horbo, Marjakkob, Marjambatan Tapanuli, Mossak Batak, Judi Parang dan Catur Batak. MANADO Libur panjang pada akhir pekan ini sangat cocok dimanfaatkan untuk mengajak anak bermain di luar rumah. Beberapa permainan tradisional dari masa tahun 1950-an hingga 1990-an masih bisa diajarkan bagi tumbuh kembang anak. "Permainan anak zaman dulu yang dilakukan beramai-ramai secara berkelompok sudah jarang lagi ditemui. AlatPermainan Tradisional Yoyo Kayu Sumatera Utara Madaniah adalah pabrik produsen pembuatan alat peraga edukasi (APE) mainan anak indoor yang berkualitas bagus dengan harga murah. Kami menyediakan dan menjual alat peraga edukatif ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) . DiIndonesia ada banyak sekali permainan tradisional yang berbeda di setiap daerah. Kali ini, kita cari tahu permainan tradisional dari Sulawesi Utara, yuk! Coba temukan permainan yang sama seperti di daerah tempat tinggalmu, ya! Cenge-cenge. Cenge-cenge adalah permainan populer yang banyak dimainkan anak-anak di berbagai wilayah di Indonesia. Adaberagam alat musik tradisional Indonesia, yang akan kita bahas kali ini yaitu contoh alat musik tradisional dari Sumatera Utara. Ibu kota provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan. Seperti yang teman-teman ketahui, orang Medan dikenal dekat dengan musik. Baca Juga: 7 Alat Musik Sulawesi Utara, dari Paree hingga Kolintang Frau Sucht Mann Sie Meint Es Ernst. Sumatra Barat disingkat Sumbar adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatra dengan Padang sebagai ibu ini Daftar Permainan Tradisional Khas Minangkabau Sumatera Barat yang kami himpun dari berbagai Isi 1. Badia Batuang Meriam BambuSekelompok anak-anak tengah bermain Badia-badia Batuang atau Meriam Bambu. Foto Batuang atau meriam bambu adalah salah satu permainan tradisional dari daerah Sumatera Selatan yang biasanya dimainkan saat bulan Ramadan oleh anak anak. Permainan ini dibuat dari bambu yang batuang terbuat dari sebatang bambu berdiameter luar sekitar 15 cm, ketebalan sekitar 1-1,5 cm dan memiliki panjang sekitar 4-5 buku bambu 1 buku bambu sekitar 30cm bagi bambu dewasa. Biasanya dipilih bambu yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu ini akan diberi minyak tanah dan sumbu. Bambu akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Saat disulut, badia batuang akan menghasilkan dentuman yang saat ngabuburit atau waktu menunggu berbuka, permainan ini juga dimainkan sebagai media untuk membangunkan warga sahur. Bisa juga dipakai sebagai mainan setelah salat tarawih di ini biasa dimainkan di tempat-tempat yang luas dan jauh dari pemukiman penduduk, seperti di lapangan, kebun, sawah, ladang, dan lain Bakiak terompah panjangLomba Bakiak Beregu. Foto panjang Terompah Panjang atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Permainan ini menggunakan sebuah alas kaki Sendal yang terbuat dari kayu berukuran panjang untuk dipakai oleh beberapa orang bakiak ini sebenarnya permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Permainan ini membutuhkan beberapa orang untuk membentuk satu grup yang akan bertanding dengan grup harus memakai bakiak dan berjalan selaras, berbarengan dari garis start hingga ke garis finish. Permainan ini bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama dan kekompakan antar anggota di dalam tim agar dapat berjalan seirama. Umumnya,lomba bakiak beregu diadakan saat perayaan hari kemerdekaan Indonesia 17 Cakbur Galah PanjangAnak anak Sekolah sedang bermain Cak Bur, Galasin atau Gobak sodor. Foto AktualPermainan Cak Bur, Galasin atau Gobak sodor merupakan permainan tradisional dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal umumnya hanya satu orang, maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Sumber Wikipedia4. CongklakCongklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatra yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 14 x 7 buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan lubang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah jarum jam. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. sumber Wikipedia5. Gasiang GasingGasiang, Gasing atau juga disebut Gangsing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib. Di sumatera Barat juga terdapat beberapa jenis gasing yang terkenal, umumnya terbuat dari dari sumatera barat dimainkan di tanah keras dan padat di area bebas berukuran 9 x 9 meter berbentuk bulat/ lingkaran. Dimainkan oleh anak-anak, remaja dan orang tua secara berkelompok maupun pertandingan peserta mendaftarkan diri, mencabut nomor undian lotting, gasing yang keluar dari lingkaran dianggap batal. Bagai peserta yang belum siap dilanjutkan dengan peserta lain. Peserta yang tidak siap, akan dipanggil kemudian setelah peserta lain selesai Kuciang-kuciangPermainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Untuk memulai permainan, harus ada 6 buah biji congklak atau sejenis cangkang kerang atau biasa disebut “kuciang-kuciang” dan satu bola tenis. Pemain harus melempar bola ke atas dan ambil “kuciang-kuciang” tadi. sumber Kejaran Em / kejaran Koboy / kejaran em tingga surangNtah apa namanya di setiap daerah kamu, tapi yang pasti main kejaran ini siapa yang jadi pasti bakalan “kanai asek” aduhh, penulis gak tau bahasa Indonesia nya kanai asek, kena asap gak pas, terjemahin sendiri aja yaa, soalnya permainan ini kayak never ending game, yang pernah main ini dulu pasti bakalan ngerti perasaan never ending game dan kanai salah satu dari pembaca punya bekas luka di lutut atau siku nya akibat dari main kejaran ini kan? Sumber Info Sumbar8. Lompat TaliPermainan Lompat Tali adalah permainan tradisional yang berasal dari daerah Sumatra Barat. Permainan tradisional yang satu ini terbilang sangat sederhana. Hanya dengan seutas tali, anak-anak dapat tertawa bahagia dengan teman seusianya. Permainan Tali ini tidak membutuhkan biaya banyak untuk memainkannya. Biasanya dimainkan oleh anak ini dapat dilakukan ditempat yang memiliki ruang cukup luas, seperti di halaman rumah, halaman sekolah dan sebagainya. Peralatan yang dibutuhkan untuk permainan ini hanya membutuhkan seutas tali dengan ukuran panjang tali melihat dari berapa banyak pemain. Untuk ukuran normalnya dengan minimal 5 pemain dibutuhkan panjang tali kurang lebih 3 meter. Untuk tali yang digunakan bisa terbuat dari karet gelang yang disambung sampai memanjang. Jumlah pemain untuk memainkan permainan tali tidak ada batasan. Jumlah minimal pemain untuk permaian ini ada 3 pemain. Permainan ini dimainkan dengan cara memutar seutas tali yang dilakukan oleh dua anak di setiap ujung talinya. Pada saat tali diputar pemain secara bergiliran masuk dan melompat dalam putaran tali. Pemain dinyatakan kalah jika gagal melewati putaran tali. Pemain yang gagal melewati putaran tali maka harus bergantian dengan pemain yang bertugas menjadi pemutar Main gunduGundu adalah permainan Tradisional Sumatera Barat yang menggunakan media batu sebesar kepalan tangan, berbentuk pipih seperti piring. Batu yang pipih ini bertujuan agar gampang dilempar selayaknya kita bermain Disk ini dimainkan oleh 2 kelompok, yang satu bermain dan yang satunya lagi meletakkan gundu-nya secara berdiri di garis yang telah dibuat. Kemudian pemain akan melemparkan gundu-nya menuju garis dari jarak yang sudah ditentukan. Intinya, para pemain harus bisa menjatuhkan gundu lawan yang tengah berdiri tersebut, dan mengeluarkannya dari garis. Sumber Main kastiKasti Atau Kastik adalah salah satu jenis permainan tradisional beregu. Olah raga ini dilakukan oleh dua regu dengan menggunakan Bola dan tongkat sebagai pemukul bola untuk melakukan gerakan memukul dan menangkap bola. Ada dua regu yang bermain dalam setiap permainan, yaitu regu pemukul dan regu regu pemukul berupa tongkat umumnya terbuat dari kayu. Panjang tongkat pemukul adalah 60 cm. Bola kasti terbuat dari bahan karet yang di bagian dalamnya diisi dengan sabut kelapa atau bahan sejenis. Bila tidak ada bola kasti, bisa juga menggunakan bola tenis yang sedikit dilubangi. Hal itu agar bola sedikit kempes, sehingga bila dipukul tidak melambung terlalu bisa dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Agar dapat bermain kasti dengan baik kita dituntut memiliki beberapa keterampilan yaitu memukul, melempar, dan menangkap bola serta kemampuan Main Lore / EngklekMain Lore/engklek sumber TwitterLore atau engklek adalah salah satu permainan anak nagari di Kenagarian Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Solok. Permainan itu disajikan dalam bentuk ukiran di atas tanah berupa gabungan beberapa buah persegi dengan menggunakan stonek. Stonek merupakan media yang terbuat dari kaca berbentuk datar dan pipih yang nantinya dilempar ke dalam persegi-persegi itu. Terkadang mereka mengunakan uang koin pecahan 100, 500, dan 1000 ini merupakan permainan musiman, yang mana permainan ini akan bertahan paling lama 2 bulan saja. Setelah itu permainan lore akan digantikan oleh permainan anak nagari yang lainnya, seperti permainan kelereng, main tikuak, main tali, dan masih banyak yang lainnya. Pesertanya terbagi atas dua kelompok, dengan ketentuan kelompok yang menang dalam suit akan bermain terlebih dahulu sampai stonek yang dilempar keluar dari kotak persegi. Sumber Mancik-mancik / Pak tekong / Cak Tum Petak umpetPermainan ini sudah sangat tua usianya, setua masyarakat pendukungnya, yang sangat erat hubungannya dengan kegiatan masyarakat bertani di sawah dan diladang. Untuk mengatasi bahaya tikus mancik dilakukanlah kegiatan berburu yang juga memamfaatkan bantuan anjing dan peralatan sederhana lainnya seperti parang. Tentu saja perburuan tersebut membuahkan hasil dan hasil panenpun meningkat. Untuk memperingati itu, terutama seusai musim panen maka para orang tua mengarahkan anak-anak mereka untuk melakukan permainan, yang disebut dengan main mancik-mancik. Lebih lanjut, terkait dengan sejarah permainan ini, maka berdasarkan penelusuran Amir dkk 1981 219, tidak diketahui kapan permainan ini ada di tengah masyarakat Minangkabau. Mancik dalam pengertian masyarakat Minangkabau Sumatera Barat adalah tikus dalam pengertian masyarakat luas di Indonesia, yaitu binatang penggerak, yang hidup dikolong-kolong rumah, di sawah dan ladang, amupun di semak-semak belukar. Kebiasaan mancik adalah mencari makan pada malam hari dan tidur pada siang harinya. Dalam mencari makan tersebut, mancik senantiasa mengganggu tanaman manusia, seperti padi, jagung dan sebuah permainan, maka mancik-mancik adalah permainan yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku, yaitu anak-anak yang berjumlah sekitar 10 sampai 15 orang berlari-lari dan bersembunyi seperti mancik di pojok-pojok rumah atau pada tempat-tempat yang memungkinkan mereka untuk bersembunyi. Sementara itu, seorang anak bertugas mencari teman-temannya yang lain, yang dilakukan secara bergiliran Secara sosial, meskipun permainan ini bersifat hiburan, namun mengajarkan untuk hidup bergotong royong dalam mengahadapi persoalan-persoalan yang tumbuh di tengah Patok lele/Tok lele, Gatrik, atau Tak KadalPermainan Patok Lele adalah permainan tradisional nusantara yang berasal dari Sumatra Barat. Permainan ini dimainkan untuk mengisi waktu senggang, atau dipertandingkan dalam memperingati HUT RI, lebaran, dan lain-lain. Sifat permainan ini edukatif, rekreatif, dan Patok Lele dimainkan oleh 2 kelompok yang anggotanya berjumlah sama. Dalam permainan ini, pemain menggunakan 2 potong kayu yang masing-masing berdiameter 3 cm yaitu sebuah kayu yang panjangnya 30 cm sebagai pemukul/induk sedangkan sebuah kayu lain yang panjangnya 15 cm sebagai anak patok Pijak bayang Injak BayanganPermainan yang satu ini permainan yang paling simpel dan tukang ngejar bayangan nya bakalan bau ini simple, suit menentukan yang jadi tukang kejar bayangan, yang lainnya lari berdiri di tempat teduh dan sekali-kali lari ke daerah panas buat ngasih kesempatan yang jaga ngejar bayangan nya supaya bisa ini permainan akibat terlalu berkreasi, kreasi buat menjebak tukang ngejar bayangan supaya panas-panasan dan yang lain asik di tempat RandaiRandai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi dipimpin oleh satu orang yang biasa disebut panggoreh, yang mana selain ikut serta bergerak dalam legaran ia juga memiliki tugas yaitu mengeluarkan teriakan khas misalnya hep tah tih yang tujuannya untuk menentukan cepat atau lambatnya tempo gerakan seiring dengan dendang atau Gurindam. Tujuannya agar Randai yang dimainkan terlihat rempak dan seirama. Biasanya dalam satu group Randai memiliki satu panggoreh yang dipercayai oleh seluruh anggota tim, tetapi bisa digantikan oleh rekan tim lainya apabila panggoreh sebelumnya kelelahan, karena untuk menuntaskan satu cerita Randai saja bisa menghabiskan 1 hingga 5 jam bahkan randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang. sumber Wikipedia16. Sipak Rago Sepak ragaSepak raga bahasa Minangkabau sipak rago adalah salah satu permainan tradisional yang berkembang di wilayah Minangkabau. Permainan ini dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dengan cara membentuk lingkaran di suatu lapangan terbuka, di mana bola raga tersebut dimainkan dengan kaki dan teknik-teknik tertentu sehingga bola tersebut berpindah dari satu orang pemain kepada pemain lainnya tanpa jatuh ke tanah. Bola raga terbuat dari daun kelapa muda atau kulit rotan yang dianyam menggunakan utama sepak raga dengan sepak takraw terletak pada penggunaan jaring net yang ditemui pada sepak takraw, tetapi tidak dipakai pada sepak zaman dahulu permainan sepak raga dilakukan oleh para pemuda di kampung-kampung pada sore hari untuk mengisi waktu luang dan sebagai sarana hiburan. Tidak ada penilaian yang baku pada permainan ini, karena permainan ini tidak dipertandingkan. Yang ada hanya penilaian pada kemahiran pemain dalam memainkan bola supaya tidak jatuh ke ini sekarang masih dapat dijumpai di daerah pinggiran kota Padang dan juga daerah-daerah lain di Sumatra Barat, akan tetapi di wilayah perkotaan sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Akhir-akhir ini, permainan sepak raga sudah mulai diperlombakan dan sudah banyak grup-grup sepak raga yang mulai Sipak TekongSepak tekong atau sipak tekong adalah permainan tradisional yang berasal dari Sumatra Barat. Sepak tekong adalah bahasa Minang dimana sepak berarti menendang atau menyipak dan tekong adalah ini menggunakan peralatan yang mudah didapat dan dibuat oleh anak-anak yaitu dengan memanfaatkan kaleng bekas. Kedalam kaleng bekas tersebut dimasukkan batu-batu kecil, lalu kaleng ditutup dengan dengan cara memukul-mukul bagian mulut kaleng. Apabila kaleng digoyang-goyang maka akan menimbulkan bunyi gaduh akibat pergeseran batu-batu dengan kalengPermainan sepak tekong ini lebih didominasi oleh anak laki-laki daripada anak perempuan, dengan jumlah pemain lima orang atau permainan dimulai terlebih dahulu para pemain akan bersuit untuk menentukan siapa yang akan menjadi penjaga tekong, dan pemain lainnya akan bersembunyi disekitar atau tidak terlalu jauh dari tekong. Tekong ditempatkan dalam sebuah garis lingkaran. Si penjaga tekong sambil menginjak tekong dengan menutup mata dengan kedua telapak tangannya sambil meneriakkan "alaaaah" bahasa Minang sudah dan "aluuuun" bahasa Minang belum. Apabila ada yang menyatakan sudah, maka penjaga tekong mulai mencari dimana arah suara pemain. Jika ada yang dapat maka ia akan menjadi penjaga tekong berikutnya. Namun apabila yang dapat bisa menyipak tekong dengan jauh, maka ia akan memiliki waktu untuk kembali permainan ini mereka yang sering menjaga tekong adalah yang kalah. Bagi yang tidak pernah menjaga tekong maka ia adalah pemenangnya. sumber Wikipedia18. Suruak lidi Sembunyi lidiPermainan suruak lidi adalah salah satu permainan anak anak sumbar yang dilakukan sambil jongkok dengan tanah dan lidi sebagai alat permainannya. Permainan ini sangat sederhana yang dimainkan layknya mancik-mancik tapi versi lidinya, lidi yang di kendalikan oleh manusia maksudnya. Sumber Permainan Tradisional dari Sumatera Utara Singkat Sumatera Utara[sunting] Sumatera Utara dengan ibukota Medan merupakan kota kedua terbesar di Sumatera Utara. Memiliki berbagai suku beragam mulai dari suku Batak, Nias, Melayu dan berbagai suku lainnya dari daerah yang bersebelahan seperti Sumatera Barat, Aceh, Riau dan daerah lainnya. Disamping adat, kebiasaan, tradisi yang beragam, di Sumatera Utara kita juga bisa temukan berbagai permainan tradisional yang menyebar di berbagai lokasi mulai dari Samosir, Karo, Tapanuli Selatan, Melayu, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Anak-anak masih memainkan berbagai permainanan tradisional yang menjadi warisan nenek moyang yang sangat memiliki nilai dan manfaat yang cukup besar. Permainan tradisional mendukung kearifan lokal serta menciptakan generasi yang sehat, ceria dan bahagia Tulisan ini membahas berbagai permainan tradisional yang ada di berbagai daerah yang ada di SUmatera Utara. Mulai dari jenisnya, prinsip, nilai filosofis dan manfaatnya. Kemudian di akhir tulisan juga mengupas beberapa penutup dan kesimpulan tentang permainan tradisional yang ada di daerah ini. Permainan Tradisional[sunting] Tradisional Pecah Piring[sunting] Permainan ini merupakan permainan yang paling banyak dimainkan oleh anak-anak yang ada di daerah ini. Kondisi lahan terbatas di perumahan tidak menjadi penghalang anak-anak untuk memainkan permainan pecah piring. Pemain terdiri dari 4-6 orang Bahan permainan Bola kecil bisa terbuat dari plastik/bola kasti, atau bola dibuat dari kertas yang digulung-gulung; pecahan-pecahan batu kecil/pecahan batu marmer/pecahan batu keramik Proses Permainan 1. Pecahan batu disusun di suatu tempat 2. Pemain dibagi menjadi dua kelompok 3. Dilakukan pengundian siapa kelompok yang duluan bermain 4. Kelompok yang menang mulai bermain,yang kalah berjaga 5. Salah satu anggota kelompok yang menang melempar bola ke arah susunan batu 6. Jika batu sudah rubuh dan berserak maka kelompok penjaga berusaha menghalangi kelompok yang main untuk menyusun batu dengan cara melempar bola ke arah anggota lawan yang mulai menyusun batu 7. Kelompok pemain berusaha menyusun batu seraya menghindari badan terkena lemparan bola 8. Permainan dianggap menang jika batu bisa disusun 9. Permainan akan berganti , jika salah satu kelompok yang dilempar terkena badannya Manfaat 1. Permainan ini sangat bermanfaat untuk melatih jiwa sportifitas. Latihan untuk berjiwa sportif akan semakin kuat, karena jika tidak konsisten, peserta bisa berbuat curang. Karena dinamika permainan sangat tinggi maka peluang untuk melakukan curang sangat tinggi. 2. Peserta harus memiliki stamina yang kuat sehingga melatih peserta lebih kuat karena permainan lebih banyak berlari, menghindari bola, melempar bola, dan jongkok kerjasama tim, karena tim harus bekerjasama dalam menyusun kembali batu-batu yang berserakan. Dan juga melindungi sesama tim dengan menyundul bola yang hendak dilempar ke salah satu teman yang jadi sasaran lawan. 2. Permainan Tradisional Marsitengka[sunting] Permainan ini terkadang di daerah lain disebut engklek. Bahan dan perlengkapan Gambar permainan di tanah dengan membuat garis atau di lantai dengan menggunakan kapur. Biasanya dua model gambar yaitu gambar perempuan atau tipe laki-laki; gacok terbuat dari pecahan batu pipih, pecahan keramik, ukuran kecil yang muat di telapak tangan atau punggung kaki. Peserta Minimal 2 orang, tapi sebaiknya tidak lebih 4 orang karena permainan dilakukan secara individu Proses Setelah melakukan proses penentuan siapa paling dulu bermain lewat hom pim pa atau gunting batu kertas. Peserta yang menang akan bermain terlebih dahulu Langkah-Langkah Permainan I 1. Taruh batu gacok di gambar awal biasanya bagian kaki dulu, jangan sampai keluar garis. 2. Langkahkan kaki dengan hanya satu kaki mulai dari bawah kaki, tengah badan, lebih atas leher dan paling atas kepala 3. Kembali ke posisi semula, seraya mengambil gacok dengan tangan 4. Lanjutkan proses atau tahapan 1-3, ke arah atas tengah badan, lebih ke atas dan terakhir ke bagian kepala 5. Letakkan gacok di atas punggung tangan, versi lain bisa sambil dibolak balik 6. Langkahi semua bagian gambar, mulai dari bawah sampai atas 7. Kembali lagi ke posisi awal, belakangi gambar, kemudian lempar gacok melalui atas kepala , ke arah belakang ke gambar . 8. Dimana gacok berhenti, itu menjadi ruang miliki kita, biasanya diarsir sebagai tanda bahwa bagian itu sudah miliki dan Larangan Jika anggota badan menyentuh garis, maka dianggap pelanggaran, permainan bisa dialihkan ke peserta lain. Jika gacok keluar dari garis maka permainan dialihkan pada orang lain Tradisional Galasin Perlengkapan dan Bahan Membuat kotak-kotak berupa garis melintang dan membujur. Bisa 4 kotak atau lebih, tinggal menarik garis Peserta Minimal 4 orang dibagi menjadi 2 kelompok Tahapan 1. Membagi kelompok menjadi 2 dua grup dengan kepesertaan seimbang 2. Menyepakati aturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses bermain 3. Menyepakati waktu bermain, walau tidak ketat, biasanya anak-anak yang memainkan permainan tradisional sudah secara alami menyepakati berapa waktu permainan. Biasanya 1 -1,5 jam 4. Memastikan punishment hukuman atau reward hadiah yang akan didapatkan bagi kelompok yang menang atau yang kalah. Saat anak-anak bermain sangat banyak sekali jenis punishment atau reward ini, antara lain a. Yang menang digendong b. Yang kalah disuruh push up sampai belasan kali c. Disuruh nyanyi bagi yang kalah Proses Permainan Kelompok yang bermain berusaha berlari ke garis terakhir dengan mencoba menghindari terkena tangan lawan maka proses permainan berganti. Setiap orang harus melewati semua kotak yang ada. Dimulai dari kotak pertama sampai kotak terakhir. Kelompok dikatakan menang jika semua peserta lolos melewati semua kotak. Permainan galasin membutuhkan kekuatan dan tenaga yang lumayan besar karena energi berlari, menghindar cukup tinggi. Peserta juga harus awas dan gesit agar tidak tersentuh lawan main. Permainan ini tidak terlalu membutuhkan banyak alat dan bahan. Hanya memerlukan halaman yang luas. Karena akan ada petak-petak minimal 4 buah yang harus dilewati selama permainan berlangsung. Permainan akan sangat seru dan aktif dimana pergerakan hampir di seluruh tubuh peserta. Disamping itu, permainan ini juga membutuhkan kecermatan tinggi, karena saat kita memasuki petak-petak permainan, kaki kita tidak boleh tersentuh atau keluar dari garis. Di SUmatera Utara, beberapa daerah menerapkan aturan yang agak berbeda. Misalnya jumlah kotak, tetapi secara umum jenis, aturan, jumlah peserta dan penentuan menang dan kalah hampir sama. 4. Permainan Tradisional Lempar Sandal Sumber Foto Pribadi Salah satu permainan yang masih banyak ditemukan saat ini yaitu permainan lempar sandal. Permainan ini banyak ditemukan di daerah pinggiran Kota Medan, ibukota Sumatera Utara. Merupakan metamorfosa permainan pecah piring. Sehingga kepesertaan, aturan, proses dan penetuan kalah menang hampir 99 persen menyerupai pada permainan pecah piring. Hanya bedanya adalah perlengkapan permainan adalah sandal. Sementara pecah piring adalah serpihan marmer, ubin atau sejenisnya. Sandal-sandal peserta biasanya disusun sampai tinggi. Sandal yang lain digunakan untuk memecah susunan sandal. Jika tim I adalah yang kalah maka semua anggota akan mencoba melempar sandal ke setiap tubuh peserta. Setiap peserta yang mencoba kembali menyusun sandal yang terserak akan diancam dengan lemparan sandal. Dan lawan harus menghindar. Jika kena maka tim berubah posisi. Gantian tim yang menjaga menjadi pemain. Sama dengan tahapan permainan lain, maka permainan ini harus memiliki beberapa unsur a. Dimainkan oleh 2 dua grup bisa gabung antara laki-laki dan perempuan, atau bisa dipisahk berdasarkan laki-laki atau perempuan b. Bahannya adalah sandal para pemain yang dikumpul menjadi satu. Sehingga permainan ini sangat mudah dilakukan. Tidak perlu mencari bahan lain c. Dibandingkan permainan lain, saat terkena badan tergantung sandal yang dilempar. Jika sandal ringan terbuat plastik tidak terlalu sakit. Tapi bila sandalnya berat maka jika terkena badan akan terasa sakit. Biasanya peserta memilih sandal yang ringan d. Permainan akan dipenuhi sorak-sorai, tertawa, berterian, berlari dan berbagai tingkah yang umumnya ceria dan gembira. Sehingga sangat bermanfaat bagi semua pemain Pemain yang dinyatakan menang adalah apabila tim berhasil menyusun kembali susunan sandal sebagaimana semula. Permainan bergantian jika ada salah satu peserta badannya kena sandal. 3. Prinsip, Nilai dan Manfaat Permainan Tradisional[sunting] Permainan tradisional memiliki prinsip dan nilai yang sangat positip bagi perkembangan seorang anak. Hampir semua permainan tradisional mengajarkan dan menanamkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang sangat membantu menumbuhkan seorang anak menjadi anak yang tangguh di tengah masyarakat. Beberapa prinsip dan nilai dalam permainan tradisional antara lain 1. Kebersamaan Semua jenis permainan tradisional dilakukan oleh lebih dari 1 berkelompok tanpa membedakan jenis kelamin, ras , suku dan agama. Di saat jaman sekarang yang sangat individualis, permainan tradisional mengajarkan semua dilakukan berkelompok. 2. Kompetisi Yang Sehat Permainan tradisional mengutamakan kompetisi yang sehat. Segala kecurangan sangat ditentang. Berbagai aturan diterapkan dan dipatuhi semua orang. Permainan yang selalu berujung kalah dan menang selalu direspon oleh peserta dengan lapang dada. Sportifitas menjadi benteng yang kokoh sehingga ketika sudah tahu ada yang menang dan kalah, tidak diakhiri dengan kebencian tetapi dengan ikhlas dan bertanggungjawab 3. Kekompakan Kompak dan kerjasama yang bagus sangat dibutuhkan dalam permainan tradisional. Permainan seperti galasin, pecah piring, tentu akan menjadi sangat indah dilihat jika semua peserta saling bekerjasama. Tidak dibutuhkan ego perseorangan, karena akan membuat tim kacau. Tidak semua tim memiliki kesempurnaan untuk melakukan berbagai peran, sehingga semua peserta bisa saling melengkapi. Yang kuat lari memberi dukungan bagi yang lemah. Yang ahli lompat akan membantu peserta yang pendek lompatannya. Saling permainan akan maksimal jika pembagian peran dilakukan secara kompak 4. Telaten, Detail dan Harus Sabar Dalam berbagai permainan tradisional seperti congklak, karet, peserta dilatih kesabarannya. Karena ketika tim lawan bermain, maka kita harus sabar menunggu giliran. Saat main conglak misalnya kita juga harus teliti dan detail menghitung batu-batu conglak. Kita juga harus detail melihat mana dan saat kapan kita bisa melakukan boom supaya dapat banyak. 5. Saling Percaya Membangun kepercayaan menjadi titik masuk sehingga seluruh proses permainan akan memberikan kebahagiaan. Karena jika terjadi kecurangan, tanpa ada kepercayaan dan saling curiga maka permainan yang seharusnya menyenangkan menjadi permainan yang membuat suasana hati buruk. Jika tim saling percaya, jika semua peserta membangun kejujuran, maka proses, alur dan hasil permainan akan memuaskan semua pihak. dan Kesimpulan[sunting] Sayangnya ditengah gelombang tehnologi informasi dan perkembangan media sosial saat ini. Dengan berbagai platform, aplikasi dan perusahaan multimedia yang membanjiri dunia maya, permainan tradisional mulai tersingkir. Di beberapa desa atau perkotaan memang satu dua masih ditemukan anak-anak bermain secara tradisional. Tetapi bentuk, ragam dan kekayaan permainan tersebut sudah mulai berkurang. Padahal sebagaimana disebutkan diatas, bahwa banyak nilai dan manfaat yang sangat bagi seiring dengan pertumbuhan anak. Anak lebih bersosialisasi. Anak-anak juga bergerak secara fisik sehingga membantu dalam membentuk tubuh yang lebih sehat. Karena itu beberapa hal yang sangat penting terkait dengan permainan tradisional. 1. Menyebarkan, mengenalkan dan menggali kembali permainan tradisional yang sudah terlupakan dan juga menggali permainan tradisional sesuai lokasi, suku, kebudayaan setempat untuk menjadi sebuah kekayaan bangsa dan negara Indonesia 2. Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Sipil harus mendukung berbagai upaya dalam melestarikan permainan tradisional baik dalam peraturan atau kebijakan, program dan juga dibuat kebijakan yang sangat berpotensi mendukung pelestarian dan pembangunan permainan tradisional oleh pemerintah maka pihak swasta dan sipil akan sangat bersemangat melakukan berbagai upaya dalam melestarikan permainan tradisional 3. Perlu dilakukannya berbagai event, perlombaan, ajang kegiatan, pameran, festival permainan tradisional secara rutin dan berkesinambungan sehingga warga kembali mengingat dan berkenan untuk menerapkannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses membimbing anak-anak mereka 4. Membangun berbagai komunitas warga yang relevan dengan permainan tradisional untuk semua kalangan sebagai ajang untuk bersosialisasi di tengah individualistik media sosial saat ini dan juga paparan informasi yang jutaan jumlahnya setiap hari di media sosial 5. Mengapresiasi berbagai komunitas, lembaga , perusahaan, badan termasuk WIkibuku yang menyelenggarakan kompetisi untuk menuliskan kembali permainan tradisional yang pernah ada dan sekarang masih ditemukan di Indonesia. Permainan Tradisional – Negara kita Indonesia memangmemiliki beragam budaya, adat istiadat, dan masih banyak lagi, namun tidak hanya sebatas itu Indonesia juga memiliki keanekaan ragam flora dan fauna. Permainan tradisional Indonesia harus nya masuk dalam daftar kebudayaan daerah yang perlu dilestarikan oleh anak bangsa, Indonesia sendiri memiliki permainan tradisional dari berbagai daerah dengan jumlah yang tidak sedikit. Akan tetapi jangan sampai seiring dengan kemajuan teknologi permainan tradisional sedikit demi sedikit mulai punah dan tidak dimainkan tradisional ini lebih mendidik dibandingkan permainan jaman sekarang yang bergelut dengan game saja. Untuk mengenang dan membangkitkan permainan tradisional agar terus bisa dimainkan oleh anak-anak sekarang, akan kita bahas bersama permainan tradisional yang satu lupa dishare agar menjadi kebudayaan Indonesia. Permainan Tradisional Aceh Geulayang TunangPermainan Tradisional Provinsi Sumatera UtaraZondag MaandagPermainan Tradisional Sumatera BaratBadia batuangPermainan Tradisional Provinsi RiauLulu Cina ButaPermainan Tradisional Provinsi Kepulauan RiauPerahu jongPermainan Tradisional Provinsi Jambitejek-tejekanPermainan Tradisional Provinsi Sumatera SelatanMain Ilu ApuiPermainan Tradisional Provinsi Bangka BelitungTak TekPermainan Tradisional Provinsi BengkuluEKET PUN PISANGPermainan Tradisional Provinsi LampungKakhecekhanPermainan Tradisional Provinsi DKI Jakarta / BetawiKukuruyuk AyamPermainan Tradisional Provinsi Jawa BaratCingciripitPermainan Tradisional Provinsi BantenTerompah PanjangPermainan Tradisional Provinsi Jawa TengahTekonganPermainan Tradisional Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaCublak-cublak SuwengPermainan Tradisional Provinsi Jawa TimurJamuranPermainan Tradisional Provinsi BaliMegoak GoakanPermainan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara BaratDENGKLENPermainan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara TimurRangkuk Alu atau Rangku AluPermainan Tradisional provinsi Kalimantan BaratCANG CERICITPermainan Tradisional Provinsi Kalimantan TengahManyipetPermainan Tradisional Provinsi Kalimantan SelatanBALOGOPermainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timurpindah bintangPermainan Tradisional Provinsi Kalimantan UtaraUkauPermainan Tradisional Provinsi Sulawesi UtaraCeklenPermainan Tradisional Provinsi Sulawesi BaratMaggalecengPermainan Tradisional Provinsi Sulawesi TengahTILAKOPermainan Tradisional Provinsi Sulawesi TenggaraLojo/PelojoPermainan Tradisional Provinsi Sulawesi SelatanMaccukePermainan Tradisional Provinsi GorontaloBILU-BILULUPermainan Tradisional Provinsi MalukuLEMON NIPISPermainan Tradisional Provinsi Maluku UtaraGole-GoleDODENGODODORABEPermainan Tradisional Provinsi Papua BaratPatah KalengPermainan Tradisional Provinsi PapuaKAYU MALELEPermainan Tradisional dari Papua TengahBakiakPermainan Tradisional dari Papua PegununganMoloPermainan Tradisional dari Papua SelatanMenyumpitPermainan Tradisional dari Papua Barat DayaNoken Geulayang Tunang Permainan Tradisional Aceh Aceh memang daerah sejuta pesona dan tradisi. Bukan hanya dalam konteks keagamaan, dalam sisi budayanya yang masih kental akan unsur tradisionalis juga kerap diwarnai oleh berbagai unsur yang sangat menarik bila ditelusuri. Salah satunya adalah lomba menaikkan layangan yang dikenal dengan Tunang Layang’ atau kadang disebut Geulayang Tunang’. Dalam bingkai sejarah, lomba layangan sudah lama menjadi kebiasaan dan tradisi masyarakat Aceh bahkan tercatat lomba yang satu ini sudah terlebih dahulu ada sebelum nusantara terbentuk. Tunang layang merupakan gelaran lomba masyarakat Aceh yang biasanya dilakukan setelah masyarakat selesai memanen padi di sawah. Adapun alasan mengapa perlombaan ini dilakukan pada musim pasca panen, adalah karena pada saat ini biasanya musim kemarau tiba dan sawah kering tak berair. Meskipun di Aceh terdapat beragam jenis dan tipe layangan, namun layangan yang diperbolehkan mengikuti perlombaan adalah jenis layangan Aceh. Permainan Tradisional Provinsi Sumatera Utara Zondag Maandag Permainan Tradisional Provinsi Sumatera Utara Ciri permainan ini adalah melompat dengan satu kaki di dalam kotak. Zondag Mandaag, yang dikenal dengan beragam nama menyebar di seluruh pelosok Nusantara saat pemerintahan Hindia Belanda. Kini permainan zandag mandaag, menjadi permainan tradisional yang tidak pernah lekang oleh waktu. Dimainkan oleh seluruh anak-anak dari pedesaan sampai anak-anak di perkotaan. Zondag Mandaag merupakan permainan rakyat yang hingga kini masih sering dimainkan. Agar tidak kehilangan warisan budaya, di sekolah-sekolah dasar tetap diperkenalkan kumpulan permainan tradisional khas Indonesia yang juga termasuk warisan budaya kita. Permainan Tradisional Sumatera Barat Badia batuang Permainan Tradisional Sumatera Barat Badia batuang adalah mainan yang terbuat dari sebatang bambu berdiameter luar sekitar 15 cm, ketebalan sekitar 1-1,5 cm dan memiliki panjang sekitar 4-5 buku bambu 1 buku bambu sekitar 30cm bagi bambu dewasa. Biasanya dipilih bambu yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Badia batuang biasanya dimainkan oleh anak-anak berumur 8-13 tahun. Alat ini mirip seperti meriam jaman penjajahan kolonial Belanda, begitupun bunyinya. Cara mengoperasikannya adalah dengan memasukan kain-kain robek kedalam bambu yang telah dilubangi berukuran 2×2 cm di bagian bawahnya dan disirami minyak tanah secukupnya sebagai bahan bakarnya. Permainan Tradisional Provinsi Riau Lulu Cina Buta Permainan Tradisional Provinsi Riau Lulu Cina Buta Permainan ini diambil dari kata dasar ” buta ” yang berarti tidak dapat melihat . Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan Sekolah Dasar , permainan ini menggunakan alat yang sederhana yaitu cukup dengan selembar sapu tangan . Kemudian membuat batas lingkaran di tanah sebesar garis tengah sekitar 21/2 meter sebagai lapangan bermain . Permainan lulu cina buta paling sedikit diikuti oleh 3 orang anak dan bias pula sampai 6 orang anak jumlahnya . Untuk menentukan siapa yang jadi ” buta ” maka diadakan terlebih dahulu hompipa yang kalah dalam hompipa dialah yang menjadi ” buta ” . Oleh salah satu temannya si buta yang kalah dalam hompipa tadi ditutup matanya menggunakan sapu tangan dengan beberapa lipatan dan ujung sapu tangan diikat dibelakang kepala si buta Permainan Tradisional Provinsi Kepulauan Riau Perahu jong Permainan Tradisional Provinsi Kepulauan Riau Kepulauan Riau memiliki sejumlah permainan tradisional yang saat ini masih terus dilestarikan. Salah satunya adalah permainan Jong. Pemainan rakyat khas melayu ini masih bisa ditemukan di tengah masyarakat melayu. Jong merupakan permainan dengan menggunakan replikas perahu layar, kendati demikian perahu tersebut juga bisa berlajar ratusan meter. Jong memiliki panjang 1,5 meter, sedangkan tinggi layar mencapai 2 meter. Sedangkan lebar perahu hanya sejengkal orang dewasa. Jong biasanya terbuat dari jenis kayu pilihan yaitu kayu pulai. Permainan Tradisional Provinsi Jambi tejek-tejekan Permainan Tradisional Provinsi Jambi Permainan tradisional tejek-tejekan adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya dimasyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia baik di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Disetiap wilayahnya dikenal dengan nama yang berbeda, seperti Pacih di Aceh, Setatak di Riau, Tejek-tejekan di Jambi, Cak Ingking Gerpak di Sumatera Selatan, Odik di Jawa Timur, Siki Doka di Nusa Tenggara Timur, dan paling populer sebagai Englek. Permainan ini bernama tejek-tejekan karena cara bermainnya dengan mengangkat kaki sebelah ke atas sambil melompta-lompat ke tempat yang sudah ditentukan. Permainan ini terdapat di seluruh daerah Jambi, khususnya di wilayah Jambi permainan ini disebut Cingkling. Permainan Tradisional Provinsi Sumatera Selatan Main Ilu Apui Permainan Tradisional Provinsi Sumatera Selatan Main Ilu Apui Nama permainan ini adalah “Ilu Apui” bahasa Lampung yang artinya sebagai berikut Ilu = minta, Apui = api. Jadi dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia = “Minta Api”. Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan, tetapi lebih sering dilakukan oleh anak-anak perempuan. Usia para peserta permainan ini adalah berkisar antara 7 sampai dengan 12 tahun dan dimainkan oleh paling sedikit 4 empat orang anak. Tidak dipergunakan alat, tetapi dapat pula digunakan alat bantu berupa sepotong kayu atau sepotong tongkat pendek. Kadang kala tanpa memerlukan sama sekali alat bantu tersebut di atas. Jalannya Permainan Mula-mula peserta permainan ini berkumpul dan mengadakan undian atau suit. Mereka yang terakhir kalah dalam suit maka dialah yang menjadi “tukang rampas” dalam permainan ini. Kalau misalnya terdapat 5 orang anak yang mengikuti permainan ini, berarti ada 4 orang anak yang menang dan yang terakhir 1 satu orang anak. Pada mulanya dibuat suatu lingkaran di tanah atau lantai dengan kapur yang mempunyai diameter lebih kurang 225 cm, kemudian di dalam lingkaran tersebut dibuat pula sebuah lingkaran lain yang berjarak lebih kurang 75 cm dari lingkaran yang pertama tadi; yang berarti bahwa lingkaran yang kedua ini berdiameter 150 cm. Permainan Tradisional Provinsi Bangka Belitung Tak Tek Permainan Tradisional Provinsi Bangka Belitung Tak Tek adalah salah satu jenis permainan tradisional yang cukup populer di Provinsi Bangka Belitung. Permainan yang juga terdapat di Jawa dan tempat-tempat lainnya di Indonesia ini meskipun dengan penyebutan yang berbeda dikenal merata hampir di setiap daerah yang ada di Bangka Belitung. Permainan Tradisional Provinsi Bengkulu EKET PUN PISANG Permainan Tradisional Provinsi Bengkulu Salah satunya Permainan ini berasal dari kota Bengkulu yaitu permainan “eket pun pisang”, yang sangat popular di kalangan masyarakat Bengkulu, arti dari Permainan Eket Pun Pisang ini adalah eket=rakit, pun=batang, pisang=pisang. masyarakat Bengkulu itu sendiri mempunyai budaya melayu dimana permainan ini pada dulunya diciptakan dari nenek moyang terdahulu, sehingga masih dimanfaatkan bagi sebagian masyarakat Bengkulu sampai saat ini, hal ini pun disebabkan adanya perbedaan budaya dan lingkungan eksternal dan internal dari masing-masing individu dan masyarakat. Sehingga permainan ontong pisang ini pun sangat berbeda dari permaina-permainan lainnya, dimana permainan ini di tindak lanjuti dari pemerintah supaya permainan ini tidak punah maka harus dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu aset bangsa indonesia. Permainan Tradisional Provinsi Lampung Kakhecekhan Permainan Tradisional Provinsi Lampung Kakhecekhan” atau disebut juga “Tukar Selendang”.Permainan ini biasa dilakukan oleh muda-mudi di Lampung. Tujuan diadakannya permainan ini adalah agar para peserta permainan ini dapat mengenal satu sama lain. Selain itu juga, diadakannya permainan ini bertujuan untuk mencari jodoh. Permainan Tradisional Provinsi DKI Jakarta / Betawi Kukuruyuk Ayam Permainan Tradisional Provinsi DKI Jakarta Permainan kukuruyuk ayam merupakan jenis permainan yang pemainnya menirukan suara kokok ayam jantan. Beberapa daerah yang memainkan kukuruyuk ayam adalah seperti Condet, Sudimara, Ciledug, dan Kebayoran Lama. Permainan kukuruyuk ayam juga dikenal dengan nama adu ayam. Biasanya peserta permainan adalah anak-anak laki yang berusia belasan tahun. Pemain dibagi ke dalam dua kelompok dengan jumlah masing-masing anggota yang tak terbatas. Pembagian regu dilakukan seadil mungkin agar setiap anggota regu memiliki lawan yang sepadan. Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah dua buah kain sarung. Arena bermain berupa lapangan terbuka atau tanah yang luas. Setiap regu memiliki bebato. Ketika permainan akan dimulai, bebato menunjuk anggota regunya yang akan dikurung dalam sarung kemudian berjongkok. Salah satu ujung sarung pemain tersebut diikat. Kemudian kedua bebato membawa kurungan sarung menuju garis batas dan berhenti. Anggota yang dikurung harus menirukan suara kokok ayam jantan. Kedua bebato berunding dan mengangkat kurungannya. Jika kondisi kedua jagonya sebanding, maka permainan dapat dimulai. Akan tetapi jika tidak sebanding, maka harus diganti dengan yang sebanding. Kemudian kedua jago tersebut beradu kedua telapak tangan dan salah satu kakinya kaki kanan diikat ke belakang. Kedua jago saling mendorong untuk menjatuhkan, namun masing-masing tidak boleh melewati garis batas. Pemenang adalah pemain yang dapat menjatuhkan dan dapat diadu dengan lawan yang lainnya. Permainan Tradisional Provinsi Jawa Barat Cingciripit Permainan Tradisional Provinsi Jawa Barat Cingciripit ini biasanya dilakukan oleh-anak-anak sebelum memulai permainan untuk menentukan urutan dalam bermain atau menentukan siapa yang menjadi eméng kucing. Cara melakukan cingciripit Anak-anak berkumpul membentuk lingkaran, kemudian salah seorang diantara mereka biasanya orang yang dituakan’ dalam kelompok membuka telapak tangan, kemudian satu persatu anak meletakan jarinya di tangan tersebut, mereka akan ngawih bernyanyi bersama dengan syair. Lirik Lagu Cingciripit Cing ciripit satulang sabawang, Saha nu kajepit tunggu lawang. atau .. Cing ciripit Tulang bajing kacapit Kacapit ku bulu paré Bulu paré sesekeutna Jol pa dalang mawa wayang Jrék-jrék nong, Jrék-jrék nong. Ketika lagu hampir berakhir, pemain bersiap-siap untuk mengangkat jarinya, karena bila jari tertangkap oleh tangan si pemimpin tadi maka dia kalah dan menjadi eméng atau kucing. Permainan Tradisional Provinsi Banten Terompah Panjang Permainan Tradisional Provinsi Banten Terompah panjang adalah permainan olahraga tradisional yang mempergunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan. Sebagaimana permainan tradisional egrang, permainan terompah panjang ini juga sudah cukup dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dan sering dilombakan pada acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus. Permainan ini dilakukan oleh tiga atau lima orang dalam sepasang terompah. Panjang terompah disesuaikan dengan jumlah pelaku yang akan mempergunakannya. Labar kayu 10 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Pengait kedua kaki pelaku dibuat dari karet ban, dengan labar 7 cm. Sedangkan panjang karet disesuaikan dengan lingkar kaki. Pengait kaki ini dipaku dengan kuat di kedua sisi kayu. Jarak antara karet pengait dengan ujung depan dan ujung belakang kayu sepanjang 20 cm, sedangkan jarak antar karet pengait yang satu dengan lainnya 40 cm. Sehingga, apabila dalam satu kayu mempergunakan tiga karet pengait kaki, maka panjang keseluruhan kayu tersebut adalah 141 cm. Lain halnya, apabila dalam satu kayu mempergunakan lima karet pengait kaki, panjang keseluruhan kayu tersebut adalah 235 cm. Permainan Tradisional Provinsi Jawa Tengah Tekongan Permainan Tradisional Provinsi Jawa Tengah Permainan Tekongan ini bisa dibilang permainan yang murah meriah karena tak perlu mengeluarkan budget khusus. Tekongan hanya membutuhkan keuletan dan kemampuan berlari yang cukup gesit para pemainnya. Ya, karena sepanjang permainan, pemain harus berlari dan berkelit dengan cepat. Entah sejak kapan permainan ini ada, namun memang tekongan adalah permainan warisan leluhur, tepatnya di daerah Klaten, Jawa Tengah. Aturan permainannya mirip dengan petak umpet, hanya saja medianya berbeda. Aturan bermain tekongan begini. Pertama pemain tekongan minimal dua orang. Ya.. Tapi kalau pemainnya dua orang saja sepertinya kurang seru. Semakin banyak yang bermain maka akan semakin seru. Bermainlah tekongan di tanah lapang. Siapkan pecahan genteng atau yang disebut dengan wingko. Masing-masing pemain harus punya satu wingko. Kemudian, buatlah lingkaran di tanah sebagai pusat permainan. Nah barulah setelah itu, masing-masing pemain melemparkan wingko ke arah lingkaran yang telah dibuat tadi. Pemain yang jarak wingkonya paling jauh dari lingkaran, ialah yang menjadi penjaga. Selanjutnya, para pemain yang tidak menjadi penjaga harus bersembunyi secepatnya selama penjaga menata wingko secara vertikal, tepat di tengah lingkaran. Setelah penjaga selesai menata wingko, maka ia harus mencari pemain-pemain yang bersembunyi. Jika ia menemukan salah seorang pemain yang bersembunyi, maka ia harus memekikkan kata “tekong” dengan diikuti nama pemain. Tidak berhenti sampai disitu, penjaga harus berlari menuju lingkaran tempat wingko ditumpuk disertai dengan teriakan “gong”, tanda bahwa ia telah menyentuh lingkaran. Permainan Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Cublak-cublak Suweng Permainan Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Permainan ini dimainkan olehbeberapa anak/orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting suweng yang disembunyikan seseorang. Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pak Empo. Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda benda ini dianggap sebagai anting. Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali biasanya 2-3 kali. Setelah sampai di bait terakhir …Sir-sir pong dele gosong pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri gerakannya persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting. Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi pak Empo berbaring. Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya. Permainan Tradisional Provinsi Jawa Timur Jamuran Permainan Tradisional Provinsi Jawa Timur Jamuran adalah permainan yang berasal dari Jawa Timur. Permainan tradisional yang satu ini biasa dimainkan oleh anak perempuan maupun laki-laki, permainan jamuran ini biasanya dimainkan di waktu sore hari di halaman, lapangan atau tempat yang mempunyai luas yang cukup besar untuk bermain permainan ini. Cara memainkan permainan ini tidak begitu sulit, karena untuk bermain permainan ini kamu tidak perlu menggunakan alat atau benda apapun, kamu hanya perlu mengikuti permainan, sebagai syarat dari permainan hanya cukup dengan minimal 8 pemain atau lebih, jika pemain banyak permainan akan seru. Pertama tentukanlah pemain yang akan berperan sebagai jamur, caranya bisa dengan berunding atau homponpah, setelah selesai menentukan jamur bentukalah lingkaran dan pemain yang menjadi jamur berdiri di tengah-tengah lingkaran tadi. Pemain lainnya mengelilingi jamur sambil berjalan dengan diiringi nyanyi dan tepuk tangan mengikuti irama. Apabila nyanyian sudah selesai maka jamur akan mengatakan sesuatu dan nantinya semua pemain yang berbaris melingkari jamur harus mengikuti dan menuruti perintahnya. Misalkan jamur berkata “jamur bangunan” maka nantinya pemain yang melingkar tadi akan berhamburan dan membentuk sebuah bangunan. Pemain yang tidak berubah menyerupai bangunan akan menggantikan peran pemain yang menjadi jamur. Apalagi jika jamur mngatakan kata “jamur patung” makan pemain harus berubah seolah-olah menjadi patung dan tidak dieprbolehkan untuk bergerak, apabila ada yang bergerak maka akan menggantikan peran pemain yang menjadi jamur. Permainan Tradisional Provinsi Bali Megoak Goakan Permainan Tradisional Provinsi Bali Permainan tradisional Bali yang satu ini telah menyebar luas seantero nusantara, dengan nama yang beda dan mungkin di daerah lain ada sedikit modifikasi dalam permainan ini. Permainan Megoak Goakan hampir mirip seperti permainan Ular-ularan, yang sering di mainkan anak 90an ke bawah. Permainan Megoak Goakan paling sedikitnya terdiri dari 7 orang atau lebih, dengan cara 6 orang buat satu barisan sedangkan yang satunya lagi bertugas sebagai Si Goak. 6 orang yang baris, satu sama lain harus saling memegang pinggang temannya yang berada di depan, selama permainan berjalan, pegangan itu tidak boleh terlepas. Biasanya orang yang paling kuat, bertugas sebagai kepala barisan, karena untuk menjada ekor atau barisan paling belakang agar tidak tertangkap oleh Si Goak. Si Goak bertugas menangkap barisan paling belakang, dan biasanya permainan ini menggunakan waktu, untuk meminimalkan berapa lama Si Goak harus menangkap ekor barisan. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan misal, 5 menit Si Goak tidak bisa menangkap ekor atau barisan paling belakang, maka Si Goak dinyatakan kalah. Begitu pula sebaliknya, apabila Si Goak bisa menangkapnya maka kemenangan berpihak pada Si Goak. Permainan ini bisa juga dimainkan oleh dua regu atau kelompok, dengan cara permainan setiap kepala barisan dari kelompok itu saling mengejar ekor atau barisan paling belakang dari lawan. Serta menjaga ekornya agar tidak terkena oleh kepala barisan lawan. Permainan ini lebih seru apabila dimainkan di tempat yang sedikit berair dan berlumpur. Misalnya, pesawahan dan lain-lainnya. Lebih banyak peserta yang bermain dalam permainan ini, maka permainan pun akan lebih seru. Permainan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Barat DENGKLEN Permainan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Barat Dengkleng adalah permainan tradisional di Lingkungan Sebok, Kelurahan Dalam, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat Permainan ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, karena permainan in sudah pernah kita mainkan khususnya anak perempuan, hanya saja penyebutannya yang berbeda-beda di setiap daerah yang mempunyai permainan seperti ini. Permainan dengkleng adalah permainan yang memerlukan keseimbangan yaitu melompat dengan satu kaki melewati kotak-kotak dengan langkah-langkah dan aturan tertentu, Kotak-kotak itu berisi nomor-nomor yang harus dilewati. Contoh pada gambar dari permainan diatas. Langkah-langkah dalam permainan dengkleng yaitu setiap kotak harus dilewati satu persatu dengan cara melemparkan batu atau pecahan keramik sebagai tanda dengan syarat tidak boleh menginjak kotak yang ada batunya, begitu seterusnya hingga ke puncak yaitu angka 9. Apabila permainan telah selesai ke angka 9, pemain boleh memilih kotak yang boleh disinggahi atau diiinjak dengan cara memilihnya dengan melempar batu, lalu ditandai dengan gambar bintang. Apabila kotak sudah penuh dengan bintang kecuali angka 9 maka permainan dianggap selesai dan pemain yang dianggap menang apabila mempunyai banyak bintang di setiap kotaknya. Permainan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Timur Rangkuk Alu atau Rangku Alu Permainan Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Timur Rangkuk Alu sendiri merupakan permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat permainannya yang dikreasikan dengan berbagai gerakan sehingga menghasilkan sebuah kreasi seni yang khas. Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara TimurNTT . Dalam permaianan tersebut, bambu disusun dan dimainkan secara diayunkan seperti menjepit beberapa orang pemain. Salah satu atau dua pemain melompat-lompat menghindari jepitan dari bambu tersebut. Saat melompat-lompat menghindari jepitan, pemain seakan melakukan gerakan tari. Dari situlah awal terbentuknya gerakan dasar Tari Rangkuk Alu ini. Gerakan penari dan pemain bambu tersebut kemudian dipadukan dengan irama musik dan lagu daerah sehingga menghasilkan seni yang khas, yaitu Tari Rangkuk Alu. Tari Rangkuk Alu tidak hanya sekedar permainan biasa, akan tetapi tarian ini juga bisa menjadi sarana edukasi dan pembentukan diri. Tujuan dari tarian ini yaitu dapat melatih kelincahan dan melatih ketepatan dalam bertindak. Selain itu bagi masyarakat di sana, tarian ini tentu juga mengandung nilai-nilai filosofis dan spiritual di dalamnya. Permainan Tradisional provinsi Kalimantan Barat CANG CERICIT Permainan Tradisional provinsi Kalimantan Barat permainan cang cericit ini berasal dari Pontianak, Kalimantan barat. Permainan ini dimainkan oleh 4 orang. Sebelum permainan dimulai 4 orang tersebut harus suit atau hom pimpa siapa yang kalah dialah yang jadi. Cara memainkan permainan cang cericit ini adalah letakan tangan dipunggung yang kalah dan memutarkan atau mengoper sebuah benda dan menyanyikan sebuah lagu cang cericit tersebut apabila lagu tersebut habis dan selesai pula memutar benda tersebut. Setelah selesai yang kalah harus mencari benda tersebut. Apabila si pencari gagal mencari benda tersebut si pencari harus mengulangi permainan tersebut sampai dapat. Apabila si percari telah dapat benda tersebut yang menyembunyikan benda tersebut akan menggantikan posisi sebagai si pencari kembali. Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah Manyipet Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah Perkataan Manyipet dalam bahasa Dayak Ngaju jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti menyumpit. Dari nama tersebut dapat diketahui bhwa kegiatan utama permainan ini adalah menyumpit, yakni suatu kepandaian membidikkan anak sumpitan damek ke suatu sasaran dengan menggunakan sebuah sumpitan. Permaianan mentumpit sebagai suatu permainan guna melatih keterampilan biasanya dilakukan pada waktu siang hari Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Selatan BALOGO Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Selatan Balogo merupakan salah satu nama jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak sampai dengan remaja dan umumnya hanya dimainkan kaum pria. Nama permainan balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat logo. Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm dan kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Bentuk alat logo ini bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang bulus, biuku penyu, segitiga, bentuk layang-layang, daun dan bundar. Dalam permainnannya harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain. Permainan balogo ini bisa dilakukan satu lawan satu atau secara beregu. Jika dimainkan secara beregu, maka jumlah pemain yang “naik” yang melakukan permainan harus sama dengan jumlah pemain yang “pasang” pemain yang logonya dipasang untuk dirobohkan Jumlah pemain beregu minimal 2 orang dan maksimal 5 orang. Dengan demikian jumlah logo yang dimainkan sebanyak jumlah pemain yang disepakati dalam permainan. Cara memasang logo ini adalah didirikan berderet ke belakang pada garis-garis melintang. Karenanya inti dari permainan balogo ini adalah keterampilan memainkan logo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang. Regu yang paling banyak dapat merobohkan logo lawan, mereka itulah pemenangnya. Sebagai akhir permainan, pihak yang menang disebut dengan “janggut” dan boleh mengelus-elus bagian dagu atau jenggot pihak lawan yang kalah sambil mengucapkan teriakan “janggut-janggut” secara berulang-ulang yang tentunya membuat pihak yang kalah malu, tetapi bisa menerimanya sebagai sebuah kekalahan. Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur pindah bintang Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Timur Pindah Bintang adalah sebuah permainan tradisional dari Kalimantan Timur. Permainan yang biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja, dan bahkan dewasa ini, diperkirakan dibawa ke tanah Melayu pada Masa Kolonial. Permainan Pindah Bintang terinspirasi dari bintang-bintang dilangit yang berkelap kelip, seakan-akan bintang itu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Para pemain yang memainkan Pindah Bintang akan menirukan gerak bintang dengan melompat-lompat dan berlari dari satu ruang menuju ruang lainnya. Pada permainan Pindah Bintang ini tidak perlu menggunakan alat-alat tetapi hanya sebuah lingkaran yang digambar pada lantai atau tanah. Dalam permainan ini siapa pun bisa ikut bermain dan tidak terbatas pemainnya. Permainan pindah bintang juga tidak mengenal perbedaan jenis kelamin. Kaitan permainan ini berkaitan dengan pembelajaran PJOK yang mengandalkan kekuatan fisik seperti berlari, sesuai dengan KD yang diacu adalah memahami konsep variasi dan kombinasi gerak dasar atletik jalan, lari, lompat, dan lempar dengan kontrol yang baik melalui permainan dan atau olahraga tradisional. Permainan ini mengandalkan kecepatan dan ketepatan juga kreatifitas dari para peserta. Setiap peserta yang kalah atau yang ajak akan diberiakan kartu soal dan wajib menjawab soal tersebut. Nilai yang paling ditonjolkan dari permainan ini adalah kecepatan dalam bertukar tempat dengan teman dan tidak pernah kalah. Dapat bermain adil dan tidak merugikan peserta lainnya dan bermain sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh guru. Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Utara Ukau Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Utara Ukau adalah permainan menggunakan batu kerikil kecil yang berjumlah 5 buah. Permainan ini dapat dimainkan oleh beberapa orang sekaligus. Tidak ada aturan yang membatasi permainan ini. Permainan diawali dengan melempar secara pelan 5 batu tersebut ke lantai atau tanah. Ambil salah satu batu kemudian lempar ke atas dan secara bersamaan ambil 1 batu yang tergeletak di bawah. Lakukan hingga batu yang di bawah habis. Langkah selanjutnya tidak berbeda, hanya batu yang diambil berjumlah sekaligus 2 buah, kemudian dilanjutkan 3. Selanjutnya, jika ingin mengambil 4 batu sekaligus karena 1 batu menjadi lemparan, 4 batu tersebut harus ditelungkupkan menjadi 1 bersamaan dengan melempar satu batu yang telah dipilih. Jadi, awalnya 5 batu tersebut berada di telapak tangan, kemudian lempar ke atas salah satu batu pelempar dan telungkupkan 4 batu ke tanah dan segeralah menangkap batu yang dilempar tadi. Langkah permainan yang selanjutnya adalah 5 batu tersebut dilempar ke atas dan ditangkap menggunakan punggung tangan. Jika sudah ada di punggung tangan, lempar lagi batu tersebut dan tangkap menggunakan telapak tangan menghadap ke depan, bukan menunggu jatuh ketika telapak tangan terbuka ke atas. Pemain akan dianggap mati atau gagal jika tidak bisa menangkap batu pada masing-masing tahap permainan kecuali tahap penangkapan dengan punggung tangan. Jika salah satu pemain gagal, maka itu waktunya pemain lain menjalankan permainan. Begitu seterusnya hingga seluruh pemain menyelesaikan permainan ini. Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Utara Ceklen Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Utara Permainan Ceklen Bekel biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Biasanya, permainan ini dimainkan oleh dua hingga lima orang anak dengan biji bia atau kerang laut. Anak-anak akan duduk bersila di lantai untuk memainkan permainan. Sebelum bermain, mereka harus melakukan suten suit untuk mencari siapa pemain pertama yang akan memulai permainan. Setelah menentukan giliran siapa yang mulai lebih dulu, permainan dimulai dengan melemparkan bola keatas dan menghamparkan bia. Setelah bola memantul sekali, bola harus diambil kembali. Kemudian, pemain harus mengambil satu per satu bia yang terhampar secara langsung. Setelah terambil semua, biji dihamparkan kembali dan diambil kali ini sekaligus dua buah bia. Begitu selanjutnya sampai sejumlah bia yang dimainkan. Setalah mengambil bia secara langsung selesai, maka kini pemain harus mengubah bia menjadi bentuk terbuka atau tertutup tertentu sebelum diambil. Urutan posisinya adalah buka mulai dari buka 1 sampai buka 6 selanjutnya tutup bia mulai dari 1 sampai 6. Bia yang dipergunakan umumnya berjumlah 6 sampai 10 bia. Pemain akan kehilangan gilirannya apabila bola memantul lebih dari sekali, tidak dapat menangkap bola, tidak dapat menggambil bia, tidak bisa mengubah salah satu bia menjadi posisi tertentu saat sudah mencapai tahap membuka dan menutup bia yang harus diambil. Pemenangnya adalah yang mencapai tahap paling tinggi. Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Barat Maggaleceng Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Barat Permainan maggaleceng adalah permainan yang menggunakan kayu panjang yang tebalnya kurang dari 10 cm, berdiameter sekitar 20 cm dan panjang 50 cm. Kayu tersebut diberi lubang-lubang bundar dengan kedalaman kurang lebih 5 cm. Jumlah lubang seluruhnya adalah 12 buah, dengan rincian 10 lubang dibuat jejer dua masing-masing jejer 5 lubang, kemudian dua lubang yang agak besar disetiap ujungnya. Permainan ini juga menggunakan biji-biji pohon buah asam atau kerikil yang jumlahnya antara 50-70 biji, untuk mengisi lubang-lubang yang tersedia. Biji-biji atau kerikil tersebut nantinya dibagi menjadi dua untuk setiap masing-masing pemain. Permainan maggaleceng dapat dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa laki-laki maupun perempuan. Namun saat ini, secara umum permainan maggaleceng dimainkan oleh kaum perempuan, terutama anak-anak yang berusia 6 sampai 12 tahun. Kaum laki-laki sangat jarang memainkannya. Dahulu permainan maggaleceng hanya dimainkan di teras atau beranda rumah. Namun, sekarang ini permainan maggaleceng dapat dimainkan dimana saja dan kapan saja, karena tidak memerlukan tempat yang khusus. Jadi bisa dimainkan di beranda rumah, atau di balai-balai rumah adat. Waktu memainkannya pun bisa pagi, siang, sore atau malam hari. Manggasing adalah permainan yang menggunakan kayu yang telah dibentuk dengan model tertentu, dan kemudian diputar dengan menggunakan “kararrang tali”, kemudian para pemain saling melempar gasing. Permainan manggasing ini biasanya dimainkan kedalam dua tim kelompok dengan berbagai macam aturan. Cara Bermain Permainan Maggaleceng Jumlah pemain tergantung dari jumlah papan permainan maggaleceng yang tersedia. Untuk satu papan permainan hanya dapat dimainkan oleh dua orang. Tiap lubang kecil diisi dengan 5 biji yang biasanya terbuat dari biji-bijian atau kerikil, kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam. Masing-masing diisi dengan satu biji atau kerikil. Bila biji atau kerikil terakhir jatuh di lubang yang ada biji atau kerikil lain maka biji atau kerikil yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang induk kita setip melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi. Bila biji terakhir ternyata masuk ke lubang induk kita, berarti kita masih bisa memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi jika ternyata saat biji terakhir diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 5 lubang yang ada di baris kita, maka biji yang ada diseberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang induk kita. Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 5 lubang milik kita, masing-masing dengan 5 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh diisi.. Peraturan Permainan Jika biji atau kerikil yang terakhir kena lubang yang kosong didaerahnya sendiri, sementara lubang lawan berisi, maka bijinya diambil sebagai kemenangan pihak sendiri. Apabila biji atau kerikil persis habis pada lubang lawan yang berisi tiga biji, maka bijinya diambil sebagai kemenangan lawan. Masing-masing lubang tidak digunakan sebagai tempat biji atau kerikil kemenangan Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Tengah TILAKO Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Tengah sukubangsa yang bernama Kaili. Di kalangan mereka ada satu jenis permainan yang disebut sebagai tilako, yaitu sebuah permainan berjalan menggunakan alat yang terbuat dari bambu dan pelepah sagu atau tempurung kelapa. Tilako disamping nama sebuah permainan juga sekaligus nama alat yang digunakan untuk permainan tersebut. Tilako itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “ti” dan “lako”. “Ti” adalah kata awalan yang menunjukkan kata kerja dan “lako” secara harafiah berarti “langkah/jalan”. Dalam permainan ini “tilako” adalah alat yang dipakai untuk melangkah atau berjalan. Permainan ini dalam dialek Rai disebut kalempa yang juga merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “ka” dan “lempa”. “Ka” adalah kata awalan yang menunjukkan kata kerja dan “lempa” berarti “langkah”. Pemain Permainan tilako dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7–13 tahun. Jumlah pemainnya 2–6 orang. Tempat dan Peralatan Permainan Permainan tilako ini tidak membutuhkan tempat lapangan yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7–15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter. Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata volo vatu yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan. Aturan Permainan Aturan permainan tilako dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2–5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi. Jalannya Permainan Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan lomba lari, maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain tilako, mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya. Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Tenggara Lojo/Pelojo Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Tenggara Permainan lojo ini menggunakan alat yang terbuat dari tempurung kelapa yang dilubangi. Permainan lojo ini biasa dimainkan oleh anak laki-laki. Dan untuk perempuan biasa disebut dengan pebudo. Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Selatan Maccuke Permainan Tradisional Provinsi Sulawesi Selatan Berasal dari bahasa Bugis yaitu cukke yang artinya ungkit. Dengan demikian, maccukke berarti bermain ungkit. Permainan cukke termasuk permainan musiman yang umumnya dilakukan sedudah panen sampai pada waktu menjelang turun ke sawah dan dilakukan pada siang hari. Maccuke atau Cangke merupakan permainan menggunakan kayu sebagai alat bermain yang terdiri dari indo’ cukke kayu panjang dan anak cukke kayu kecil. Konsep permainan yang kerap disebut Mappeppe Kayu ini menggunakan dua potong kayu, satu berukuran kecil sebagai anak cukke dan lainnya berukuran panjang. Permainan ini kerap dilakukan oleh tiga orang atau lebih. Disaat salah satu pemain maccukke, maka pemain lainnya menjadi penangkap kayu yang dicungkil. Cara bermainnya, pemain mencungkil anak cukke yang diletakkan pada sebuah lubang sejauh mungkin. Sementara pemain lawan akan berusaha menangkapnya dan melemparkan kembali anak cukke untuk dipukul sekuat mungkin kearah pelempar oleh si pemukul. Permainan ini butuh keahlian dalam menangkap benda melayang yang bergerak cepat di udara. Selain itu, harus ekstra waspada, karena bisa jadi anak cukke yang emluncur ke arah pemain gagal ditangkap dan mengenai bagian tubuh dan menimbulkan luka. Permainan Tradisional Provinsi Gorontalo BILU-BILULU Permainan Tradisional Provinsi Gorontalo Permainan hadang versi gorontalo. Bilu-bilulu, adalah nama burung kecil yang gesit, konon berasal dari nama seorang anak laki-laki yang sedang memburu burung tersebut. Permainan ini digelar dimana saja dan kapan pun, pada saat terang bulan, di pantai juga di tumpukan jerami. Dimainkan oleh tiga anak berusia lima hingga 14 tahun. Dua orang berperan sebagai pemburu/penghadang, satu orang berperan sebagai burung, yang bertugas mengumpulkan sesuatu, tanpa harus tersentuh oleh si pemburu. Jika tersentuh, maka permainan terhenti, si pemburu yang menyentuh mengambil peran sebagai burung. Permainan Tradisional Provinsi Maluku LEMON NIPIS Permainan Tradisional Provinsi Maluku Permainan ini dinamai sesuai dengan lagunya. Lagu Lemon nipis seperti berikut. lemon nipis taguling-guling guling apa dilobang cacing saratus digulung-gulugn dua ratus dikawalinya-linya-linya-linya Permainan ini dimainkan oleh banyak orang, dua orang akan membentuk sebuah lorong dengan tangan mereka yang terangkat ke udara membentuk mulut lorong. Kemudian yang lain akan berbaris kebelakang dan pemain yang dibelakang akan meletakkan tangan mereka dipundak pemain didepan. Mereka akan menyanyikan lagu Lemon Nipis sambil berjalan bagaikan kereta masuk-keluar lorong yang dibuat dua pemani lain sampai pada lirik terakhir yang diulang-ulang dan ada satu pemain yang akan masuk dalam lingkaran yang dibuat dua pemain yang membuat lorong tadi. Si pemain yang tertangkap akan memilih untuk menjadi anak buah siapa, yang disebelah kana atau kiri dan ia akan berdiri dibelakang juragannya sambil memegang pundaknya. Permainan akan dimainkan terus sampai tinggal satu pemain dan pemain itu dinyatakan kalah. Permainan Tradisional Provinsi Maluku Utara Gole-Gole Gole-gole berarti kelincahan tendangan silat tempurung dengan belakang kaki. Golegole ini permainan tradisional yang di mainkan oleh remaja muda-mudi. Biasanya permainan ini di adakan, apabila ada sesuatu acara yang menghendaki bantuan muda-mudi untuk menolong mengukur memarut kelapa dalam jumlah banyak. Seusai membantu mengukur kelapa, terdapat banyak tempurung batok kelapa. Oleh muda-mudi ini, tempurung itu di gunakan untuk memainkan gole-gole. Cara bermain Gole-gole di mainkan oleh dua kelompok, masing-masing lima orang. Untuk mencari kelompok yang akan memulai permainan itu, di adakan suten pengundian dengan unjuk jari oleh kapten dari dua kelompok. Kelompok yang menang suten itulah yang memulai permainan. Di depan ke lima pemain itu, berjarak 7 m, tertumpuk 5 tempurung dengan jarak samping tempurung 2 m. Masing-masing pemain menghadapi tumpukan tempurungnya dan dia harus menembak tempurungnya ke tumpukan di depannya dengan tendangan silat belakang kakinya. Di haruskan ke limanya menembakkan tempurungnya. Bila kena pada sasaran, maka di hitung 5 punt angka dan mereka harus melanjutkan permainannya pada babak ke dua. Apabila hanya 1 orang saja yang pada waktu menembakkan tempurungnya kena, maka hanya di hitung 1 punt dan kesempatan waktu di berikan pada kelompok ke 2. Jika babak pertama tadi telah dapat di selesaikan oleh salah satu kelompok, mereka akan melanjutkan permainan ke babak ke 2, yaitu kelima pemain tadi menghadapi salah satu tumpukan tempurung yang di tengah berarak 2 meter. Di atas tumpukan tempurung tersebut di letakkan sesuatu yang harus di jatuhkan oleh salah satu pemain. Jika babak ini dapat di selesaikan dengan baik, permainan berlanjut pada babak ke 3. Kelima pemain yang telah menyelesaikan kedua babak tadi berhadapan dengan kelima pemain lawannya, yaitu dengan mengetuk tumpukan tempurung tersebut sambil lari menembus garis hadangan lawannya, dengan tidak sedikit pun salah satu dari anggota badannya tersentuh lawan. Apabila tubuh mereka dapat di sentuh tek oleh lawannya, maka di nyatakan bou. Bou ini dapat di tembus jika kawannya yang tidak tersentuh oleh lawannya kembali pada babak pertama tadi dengan menendangkan tembakan tempurungnya pada tumpukan tempurung dan kena, maka tertembuslah bou kawannya dan puntnya tidak di hitung. Babak pertama mencari 5 punt Babak kedua mencari 1 punt Babak ketiga mencari 5 punt Kelompok yang di anggap menang ialah mereka yang mengumpulkan puntnya pada babak pertama tidak mengulang atau terhitung pada sedikit atau banyak pengulangan. Begitu juga pada babak kedua, berapa orang yang tembakannya tepat. Pada babak ketiga, semua lolos dari bou atau berapa bou. Dari ketiga babak itu, di tambahkan angka puntnya menurut waktu dan kesempatan. Syarat ini di tetapkan sebelum pertandingan oleh juri. DODENGO Permainan Tradisional Provinsi Maluku Utara Dodengo adalah pertarungan satu lawan satu. Permainan dodengo mirip dengan tarian perang cakalele, biasanya permainan ini di adakan pada waktu selesai shalat Idul Fitri atau Idul Adha. Dodengo merupakan pra-pelatihan untuk melatih dan menguji ketangkasan dan kelincahan seseorang. Umumnya permainan ini hanya di mainkan oleh laki-laki. Alat yang di gunakan yaitu perisai salawaku dan sepotong gaba yang panjangnya 50 cm. Kedua alat tersebut berfungsi sebagai alat penangkis dan pemukul. Selain itu, pertandingan dodengo di iringi dengan bunyi-bunyian tifa dan gong. Cara bermainnya yaitu satu orang pemain berhadapan dengan satu pemain lainnya dan masing-masing saling memperlihatkan kelincahan dan ketangkasannya dalam menjatuhkan lawannya dengan cara memasukan pukulan gabanya ke kepala atau pundak lawan. Satu kali permainan kurang dari 10 menit sedangkan untuk perhitungan angka kemenangan, pemain di saring dengan putaran bertarung dengan cara menghitung angka yang teranyak di juarakan. DODORABE Dodorabe berarti tembak-menembak, biasanya di mainkan oleh anak-anak dan remaja. Permainan ini di laksanakan hanya pada saat musim jambu air karena jambu yang masih kecil itulah yang menjadi peluru senjata dodorabe tersebut. Alat yang di gunakan terbuat dari ruas bambu yang lubang dalamnya maksimal garis tengah 1 cm. Pangkal ruasnya yang berbuku di pakai sebagai gagang bilah pendorong peluru. Cara bermain Pemain dodorabe terdiri atas dua kelompok, masing-masing lima orang. Keduanya berhadapan dengan jarak 2 m dan jarak ke belakang dari kelompok tersebut 3 m sebagai garis penalti garis mati. Apabila salah satu anggota kelompok ketika di serang lawan mundur melewati garis mati, maka ia di nyatakan gugur tidak lagi turut bermain, tinggal anggota yang tersisa yang melanjutkan permainan sampai di nyatakan juri selesai. Kelompok penyerang tidak di perkenankan memasuki garis mati. Kalau demikian, ia di beri peringatan, dengan cara di berikan kartu kuning. Kelompok di nyatakan menang apabila ia tidak mundur sampai ke garis mati atau sisa kawannya masih lebih banyak ketika juri mengisyaratkan waktu bermain telah habis. Permainan Tradisional Provinsi Papua Barat Patah Kaleng Permainan Tradisional Provinsi Papua Barat Patah Kaleng merupakan permainan tradisional warga Papua. Luas lapangan saat dimainkan tidak ditentukan. Bisa setengah lapangan bola sesungguhnya, bisa juga dengan ukuran yang sangat kecil. Kaleng, kerap menggunakan bekas minuman atau makanan, diletakkan pada kedua sisi. Dimainkan oleh dua kelompok dengan jumlah tak beraturan. Tidak ada wasit juga hakim garis. Waktu permainan tidak diatur. Bisa 2 jam, bahkan 3 jam. Bolanya dari apa saja. Yang penting berbentuk bulat, ringan dan bisa ditendang. Skor antara dua kelompok terkadang melebihi dari 5. Gol bagi mereka adalah ketika bola yang ditendang mengenai dan menjatuhkan kaleng. Disitulah kegembiraan itu muncul. Kala matahari terbenam, kedua kelompok akan pulang. Permainannya dilanjutkan pada keesokan harinya dengan melanjutkan skor yang telah diperoleh. Simple dan tidak membutuhkan aturan. Akibatnya, “pertarungan” Patah Kaleng tak sedikit memberi hadiah luka pada pemain. Ada yang terpesosok, mengaduh kesakitan, tapi ada juga yang enjoy saja. Permainan Tradisional Provinsi Papua KAYU MALELE Permainan Tradisional Provinsi Papua Permainan Kayu Malele merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Kabupaten Biak Numfor. Permainan ini selain menyenangkan juga melatih anak dalam beritung milai dari 1 sampai 1000 atau 5000. Permainan Kayu malele dapat di kategorikan sebagai permainan yang cukup berbahaya. Pemainan ini berbahaya bagi anak-anak yang belum mengetahui cara bermainnya. Permainan ini dapat di mainakan di halaman rumah atau juga di lapangan. Untuk dapat memainkan permainan ini di butuhkan Kayu berukuran 20 cm 1 batang Kayu berukuran 50 cm 1 batang Lubang sedalam 10 cm, lebar lubang 4 cm dan panjang lubang 15 cm Cara bermain Sebelum memainkan permainan ini, terlebih dahulu di bentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 3-5 orang. Untuk menentukan kelompok yang bermain pertama, di lakukan undian yang biasa di sebut suten. Suten di lakukan oleh kedua ketua kelompok. Kelompok yang kalah dalam suten, bertugas mejaga kayu yang akan di ayung dan di pukul oleh kelompok yang bermain Permainan Tradisional dari Papua Tengah Bakiak Permainan ini dimainkan dengan cara berjalan di atas kayu bakiak yang diikatkan pada kaki. Pemain yang berhasil menyeberangi jarak yang ditentukan tanpa jatuh dari kayu bakiak dianggap sebagai pemenang. Permainan Tradisional dari Papua Pegunungan Molo Permainan ini dimainkan dengan cara memindahkan biji-bijian dari satu tempat ke tempat lain menggunakan kulit kayu. Pemain yang berhasil memindahkan biji-bijian dengan cepat dianggap sebagai pemenang. Permainan Tradisional dari Papua Selatan Menyumpit Permainan ini dimainkan dengan cara melempar sumpit ke sasaran yang sudah ditentukan. Pemain yang berhasil melempar sumpit ke sasaran dengan tepat dianggap sebagai pemenang. Permainan Tradisional dari Papua Barat Daya Noken Permainan ini dimainkan dengan cara mengepang anyaman dari serat daun sagu yang disebut noken. Pemain yang berhasil menyelesaikan anyaman noken dengan cepat dianggap sebagai pemenang. - Utusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kemendikbud-RI melalui Direktorat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat bersama Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia KPOTI laksanakan program Expedisi Pendataan Permainan Tradisional di Kampung Adat PATAKA di Toba. Dalam kegiatanya, tim Expedisi PATAKA didampingi oleh KPOTI Provinsi Sumatera Utara, KPOTI Toba, Hubang Hasundutan dan KPOTI Tapanuli Utara. "Kami bersama KPOTI Toba, Humbahas dan Taput siap mendampingi seluruh rangkaian kegiatan TIM Expedisi PATAKA dalam melakukan pendataan permainan tradisional di kampung adat di Desa Ragi Hotang" ucap Ketua Umum KPOTI Provinsi Sumatera Utara Agustin Sastrawan tersebut dilakukan selama 3 hari dimulai tanggal 12 sampai dengan 15 Desember 2020, Agustin mengatakan sejauh ini sudah ada 7 permainan tradisional yang terdata di Sumatera Utara yang memiliki keunikan dan nilai nilai filosofi antaranya yaitu, Datuk Husip, Marhorbo Horbo, Marjakkob, Marjambatan Tapanuli, Mossak Batak, Judi Parang dan Catur Batak."Nantinya hasil expedisi pendataan permainan tradisional ini akan diteliti dengan beberapa cara dan upaya sampai kepada nilai nilai filosofis, budaya, dan mafaat yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut agar dapat dirasakan oleh masyarakat," lanjut hanya itu Wakil Ketua I Bidang Organisasi dan Pengembangan Daerah KPOTI Taufik Hidayat Suharto menyebutkan, berbagai permainan tradisional yang ditemukan juga akan diajukan untuk masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda sehingga permainan tradisional yang menjadi warisan turun temurun di tanah batak itu tidak dapat di klaim oleh pihak manapun. Kemudian selanjutnya juga akan dilakukan penggiatan permainan tersebut guna menjaga pelestarianya. Melalui program ini KPOTI akan menyusun semua data menjadi sebuah data base atau buku yang bersifat dokumen agar permainan tradisional yang berada di Kampung Adat tidak Punah. "Anak anak tidak mengenal permainan tradisional bukan karena tidak ingin bermain, tetapi anak anak tersebut tidak ada yang mengajarkan dan tidak ada yang mengenalkan, padahal permainan tradisional banyak memberikan manfaat dan nilai nilai luhur disegala aspeknya," Sebut Taufik ini mendapat sambutan dan apresiasi oleh masyarakat dimana upaya ini dinilai dapat melestarian permainan tradisional yang sudah ada secara turun temurun dari leluhur merekan."Terima kasih yang sebesar-besasrnyanya kami sampaikan kepada KPOTI dan TIM PATAKA yang sudah membantu kami sebagai dalam melakukan pendataan permainan tradisional di Toba, terkhusus di Desa Adat Ragi Hotang Meat, kami akan terus berupaya menggiatkan dan mengembangkan warisan budaya ini serta mengenalkannya keseluruh masyarakat Toba, Indonesia dan dikenal di seluruh dunia," ujar Sekretaris Umum KPOTI Toba Geovanni akhir perjalanannya Geovanni Nainggolan beserta pengurus KPOTI Toba lainya menyematkan Sirat kepada TIM PATAKA dan KPOTI Provinsi Sumatera Utara dan dilanjutkan dengan foto Menarik Lainnya Curi HP Pakai Galah Bambu di Rumah Warga, Pria di Tebing Tinggi Langsung Diciduk Petugas Akibat Pandemi Covid-19, Jumlah Pengangguran di Indonesia Bertambah 2,6 Juta Orang Mobil SUV Seruduk Truk di Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi, Seorang Penumpang Tewas - Permainan tradisional merupakan permainan yang dikenal sejak dahulu kala dan memiliki unsur budaya yang tinggi. Jenis permainan ini biasanya dimainkan oleh banyak anggota, kerena sifat permainan mendahulukan kegembiraan, kebersamaan, dan interaksi antar permainan tradisional tidak saja mengerti teknik permainannya, namun ikut menjaga agar permainan tradisional tidak hilang ditelan zaman. Berikut ini daftar permainan tradisional dari 37 provinsi di Indonesia. Daftar Permainan Tradisioanl dari 37 Provinsi di Indonesia 1. Permainan tradisional dari Provinsi Aceh Tarek situek massal, geunteut engrang, ingke engklek, galah hadang, serta tarek talo tarik tambang 2. Permainan tradisional dari Provinsi Sumatera Utara Zondag maandag serta margala. 3. Permainan tradisional dari Provinsi Sumatera Barat Cak bur galah panjang, bakiak, tengkak-tengkak, sepak tekong, badia batuang, serta mancik-mancik. 4. Permainan tradisional dari Provinsi Riau Gasing, serta kelereng batu. 5. Permainan tradisional dari Provinsi Kepulauan Riau Lulu cina buta, goli, serta canang. 6. Permainan tradisional dari Provinsi Bengkulu Ingkau, sepak raga, kucing-kucing atau bekel, congkak atau congklak, cabur, lompek kodok lompat katak, kucing rabun, serta setegur-sayak. 7. Permainan tradisional dari Provinsi Jambi Tejek-tejekan, bedil bambu, taji, kerang, serta umban tali. 8. Permainan tradisional dari Provinsi Lampung Sundung khulah, yeye, jemamok, kethekan, kucing buta, main lidi, bledukan, lempar selop, ngakuk wai, serta sasego'an. Baca juga Sejarah dan Asal Permainan Congklak, Aturan, serta Cara Bermain 9. Permainan tradisional dari Provinsi Sumatera Selatan Main siamang, cing keluing, gotri ala gotri, damri, bintang beralih, serta babi-babian. 10. Permainan tradisional dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sembilun, asak-asak, cak ingkling, gasing, pangkak igik karet, serta sembunyi gong. 11. Permainan tradisional dari Provinsi Banten Aroan balang serta gatrik 12. Permainan tradisional dari Provinsi DKI Jakarta Wak wak kung, tok kadal, gala asin, tuk-tuk geni, petak umpet, karet putar, karet putar, gundu, balap karung, hompimpa, serta gangsing. 13. Permainan tradisional dari Provinsi Jawa Barat Cingciripit, oray-orayan, boy-boyan, galah asin, gatrik, bebentengan, anyang-anyangan, congklak, hahayaman, serta ucing-ucingan. 14. Permainan tradisional dari Provinsi Jawa Tengah Jangkungan, engklek, dakon, gobak sodor, neker, benthik, enggrang, delikan, bekel, layangan, cublak-cublak suweng, lompat tali, serta gangsing. 15. Permainan tradisional dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bekel, adu kemiri, benthik, dakon, egrang, gasing, layang-layang, nini thowong, serta watu gatheng. 16. Permainan tradisional dari Provinsi Jawa Timur Congklak, dakon, gobak sodor, layang-layang, lompat tali, gundu, bola bekel, serta gasing. Baca juga Gatrik, Permainan Tradisional Alat, Aturan, Cara, dan Manfaat 17. Permainan tradisional dari Provinsi Bali Mengkeb-engkeban, congklak, nyen durine, serta ngengkebang batu. 18. Permainan tradisional dari Provinsi Nusa Tenggara Barat Belompongan, panji, berau, bale-balean, kideng, serta begatrik. 19. Permainan tradisional dari Provinsi Nusa Tenggara Timur Rangku alu 20. Permainan tradisional dari Provinsi Kalimantan Barat Jajak sisir, luncur-luncuran, telok penyok, serta sepak beleg. 21. Permainan tradisional dari Provinsi Kalimantan Tengah Bagasing, serta bekel. 22. Permainan tradisional dari Provinsi Kalimantan Selatan Badaku, balogo, bacit, bagimpar, serta badurit. 23. Permainan tradisional dari Provinsi Kalimantan Timur Asinan naga, paku lele, begasing, engrang, main kelereng, telepon kaleng, sentokan, meriam bambu, cina boy, ular naga, serta sentokan. 24. Permainan tradisional dari Provinsi Kalimantan Utara Cekang 25. Permainan tradisional dari Provinsi Gorontalo Ponti, awuta, serta tengge-tengge 26. Permainan tradisional dari Provinsi Sulawesi Barat Mogasing, kalacang, moressu, jekka, mobang-bang, motaru, mosendal, tenteng, layang-layang, serta biho. 27. Permainan tradisional dari Provinsi Sulawesi Utara Ceklen, tumbu-tumbu blanga, baka-baka sembunyi, cenge-cenge, dodorobe, lompat tali, slepdur, serta tali koko. 28. Permainan tradisional dari Provinsi Sulawesi Tengah Nobangan 29. Permainan tradisional dari Provinsi Sulawsi Tenggara Enggo sembunyi petak umpet, serta kengkeng engklek. 30. Permainan tradisional dari Provinsi Sulawesi SelatanDende Baca juga Permainan Gobak Sodor Asal-usul, Cara Bermain, dan Manfaat 31. Permainan tradisional dari Provinsi Maluku Enggo lari petak umpet, enggrang batok lari tempurung serta hela rotan tarik rotan. 32. Permainan tradisional dari Provinsi Maluku Utara Patah kaleng serta cenge-cenge. 33. Permainan tradisional dari Provinsi Papua Kayu malele 34. Permainan tradisional dari Provinsi Papua Barat Korkouria 35. Permainan tradisional dari Provinsi Papua Pegunungan Permainan sege serta pikon 36. Permainan tradisional dari Provinsi Papua Selatan Kweritop 37. Permainan tradisional dari Provinsi Papua Tengah Walinoniwei Sumber dan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

permainan tradisional sumatera utara